Sejak nonton Angga Yunanda di film Dua Garis Biru, saya langsung ngefans sama anak muda ini. Mukanya enak banget dilihat, ya. Wkwkwk. Jadilah kalau ada film yang dia jadi aktornya kayaknya ngerasa kudu banget aja gitu nonton.
Walau, ya sayangnya sih, filmnya
nggak semuanya bagus. Ada yang malah nggak banget, contohnya yaitu film Di Bawah Umur yang bisa dibilang film
remaja tergagal menurut saya. Nggak tahu kata apa yang bisa ngewakilin film
itu, sih. Intinya film yang sangat ngawur dan nggak layak untuk ditonton. Apalagi
oleh penonton remaja.
Selain itu ada film yang juga kurang
oke, yaitu Mariposa. Di situ Angga
dipasangin lagi bareng Zara. Tapi, rasanya Zara bener-bener annoying di film itu. Ambisius banget
ngejar-ngejar Angga. Tapi film ini jelas masih lebih baik dibanding Di Bawah Umur. Dari segi cerita, film
Angga Yunanda yang paling bagus ya Dua
Garis Biru. Cuma sayang dia kayak kurang “bersinar” aja di film itu. Karena
ya emang film itu kayak berpusat di tokoh Dara yang diperanin Zara.
Akting Angga yang paling keren
menurut saya justru di Kisah untuk Geri. Tapi ya ini bukan film melainkan series. Chemistry Angga Yunanda dengan Syifa Hadju dapet banget, sih
menurut saya bahkan melebihi chemistry
Angga dengan Zara di dua film-nya. Angga sama Syifa super manis banget di Kisah untuk Geri.
Kisah untuk Geri ini merupakan series yang diangkat dari novel berjudul sama yang tayang
di Wattpad dan ditulis oleh Erisca Febriani dan diproduksi oleh MD Entertainment. Saya memang lebih dulu nonton
series-nya dibanding baca novelnya. Baca novelnya pun nggak sampai habis, cuma
bagian awal. Dan series-nya, menurut saya, lebih bagus daripada novelnya. Terutama
di bagian awal ya, karena saya memang baca novelnya cuma di awal.
Saya salut banget sih sama penulis
skenario yang sayangnya nggak jelas siapa karena cuma ditulis Queenb. Salut juga sama sutradaranya, Monty Tiwa. Jarang-jarang
cerita adaptasi ke layar bergerak bisa lebih bagus dari novel. Waktu baca
novelnya nggak terlalu terasa penasaran untuk bener-bener baca sampai akhir. Tapi,
waktu nonton series-nya, tiap episode bener-bener dibuat penasaran.
Beberapa karakter juga sedikit diubah
dari sifat aslinya di novel. Di novelnya, Dinda digambarin di awal bener-bener
nyebelin banget. Di series-nya juga, sih, tapi cuma sebentar, karena setelah
ayahnya ditangkap karena kasus korupsi, Dinda langsung berubah banget. Jadi tokoh
yang layak dicintai penonton.
Tokoh Raini juga di novel digambarin
kayak gadis baik yang lugu. Di serialnya, tokoh ini dibuat cukup powerful sehingga layak banget untuk
disandingkan jadi saingan Dinda. Walaupun mereka nggak bersaing juga, sih
hehehe.
Jadi, Series Kisah untuk Geri Bercerita tentang Apa?
Untuk kamu yang mau tahu series ini
bercerita tentang apa, berikut ini sinopsis Kisah untuk Geri yang bisa kamu
baca:
Serial ini bercerita tentang Dinda (Syifa Hadju), seorang siswa SMA yang cantik dan kaya yang mendadak jatuh miskin karena ayahnya tersandung kasus korupsi. Dia meminta Geri (Angga Yunanda) menjadi pacarnya agar bisa melindungi dirinya dari perundungan teman-teman di sekolah karena Dinda dikenal jadi anak koruptor.
Sejak awal hubungan keduanya
memang tidak baik dan sering bertengkar. Apalagi ketika mereka mulai hubungan
pacaran pura-pura tersebut. Dinda yang awalnya adalah gadis sombong dan
menyebalkan perlahan berubah sikapnya atas kejadian yang menimpa keluarganya. Dia
pindah ke kontrakan kecil dan ibunya harus pergi bekerja ke luar negeri untuk
bisa menghidupi mereka. Dinda pun tinggal sendiri.
Lambat laun Geri jadi semakin peduli
pada Dinda dan sungguh-sungguh ingin melindunginya. Tapi, Dinda pun perlahan
menjauh dan memutuskan hubungan pacaran pura-pura dengan Geri dan membiarkan
Geri mendekati cewek yang disukainya yaitu Raini (Jennnifer Coppen).
Hubungan ketiganya ditambah dengan
Jia (Elina Joerg) yang benci dengan Dinda dan Rio yang dendam pada Geri menjadi
cerita yang cukup pelik dan menarik untuk terus diikuti sampai akhir.
Pemain Serial Kisah untuk Geri
Berikut ini nama tokoh dalam cerita dan pemerannya.
Geri Alfian Putra: Angga Yunanda
Dinda Kamalia Putri: Syifa Hadju
Raini: Jennifer Coppern
Jia: Elina Joerg
Adit: Irzan Faiq
Budi: Antonio Blanco Jr.
Kiara: Jessica Shaina
Jazzy: Jesslyn Elvareta
Rio: Justin Adiwinata
Irene (kakak Geri): Endhita
Lucy (keponakan Geri): Graciella
Abigail
Kisah untuk Geri Tayang di mana?
Serial ini tayang di Iflix dan
WeTV sejak 5 Maret 2021. Saya nonton gratis, bedanya dengan yang VIP jadi delay aja nontonnya. Untuk
VIP bisa nonton dua episode lebih awal. Tapi, kayaknya untuk sekarang karena
sudah agak lama tamatnya, yang gratis cuma dua episode awal aja. Selebihnya untuk bisa nonton sampai tamat 9 episode, harus
jadi VIP.
Kelebihan
1. Series ini bisa bikin baper bahkan untuk orang seusia saya yang jelas-jelas udah bukan remaja. Beberapa kali nonton film remaja, rasanya kok nggak baper dan cuma terkesan lebay aja. Tapi nonton Kisah untuk Geri, ada saat-saat di mana ikutan ngerasa “jleb” gitu. Kayak bener-bener ngerasain nyesek dan nggak enaknya jadi Dinda, juga ngerasa tersentuh sama manisnya Geri. Rasanya kayak nostalgia ke romansa masa muda.
2. Akting Angga dan Syifa bagus banget. Dari film-film sebelumnya saya melihat Angga itu tipikal yang masih agak bergantung dengan lawan mainnya. Kalau lawan mainnya bagus ya dia ikut bagus. Termasuk di Kisah untuk Geri.
Walaupun jelas-jelas nama Geri jadi judul film-nya, tapi tokoh Dinda bisa dibilang yang jadi pusat cerita di serial ini. Dan Syifa memainkan peran sebagai Dinda dengan sangat bagus sekali. Manjanya dapet, ngeselinnya dapet, seru, rame, gemesin, menyenangkan, tapi juga sangat tangguh sekali.
Akting Angga sebagai jagoan sekolah juga keren. Pantas banget dia jadi idola selain ya emang ganteng. Dia jagoan tapi masih anak baik-baik gitu. Dan bisa sedih juga waktu diputusin Dinda. Lihat muka Angga waktu diputusin Dinda sambil Dinda main piano di kafe itu memorable banget, sih.
Sama waktu dia
liat berita tentang ayahnya Dinda yang divonis 15 tahun penjara, dia langsung
ninggalin Raini dan dateng ke rumah Dinda, di situ ekspresi Angga luar biasa
banget! Kerasa banget raut muka seseorang yang begitu peduli, begitu sayang
sama seseorang dengan kadar perasaan yang sangat besar.
3. Hubungan Dinda dan Geri nggak cuma
manis sebagai pasangan tapi juga manis sebagai sahabat. Jarang banget ada film
Indonesia yang sukses gambarin hubungan cinta sekaligus persahabatan lawan jenis
yang sekental Dinda dan Geri. Kalau relasinya sebagai pacar ya udah pasti
romantisme ala kekasih aja yang digambarin. Nah, kalau Geri dan Dinda ini oke
juga jadi sahabat. Kayak natural gitu hubungannya.
4. Serial nggak cuma bicara soal cinta-cintaan. Nggak ada tuh kisah yang
menye-menye. Apalagi karena series ini bener-bener diwakilkan sama tokoh Dinda.
Dinda begitu berbesar hati waktu Geri jadian sama Raina. Rapuhnya Dinda bukan
karena soal patah hati, tapi justru soal kasus ayahnya. Belum lagi Dinda yang
jadi pergi ke Malaysia karena ibunya mau Dinda meneruskan pendidikan di sana
nunjukin kalau masalah pendidikan itu jauuuhhh lebih penting dari cinta-cintaan
masa muda.
Yang menarik selain hubungan romansa
dan persahabatan remaja yang jadi inti cerita serial ini, sosok remaja
perempuan yang kuat menanggung keterupurukan dan berbagai masalahnya
diperlihatkan dengan sangat apik oleh Syifa.
Dia terlihat begitu kuat walaupun dia
sering dirundung, tinggal sendirian dengan segala keterbatasan, ditambah lagi
masalah dengan Rio yang merekamnya saat dia sedang ganti baju, dituduh mencuri,
dan sederet masalah-masalah lainnya tidak membuat Dinda tampak sebagai sosok
yang teraniaya, tapi dia tetap berdiri tegak jadi sosok yang tangguh.
Walaupun Dinda nangis juga pas Geri
dengan nyebelinnya mutusin dia karena nggak mau setiap hari dihantui rasa takut
kehilangan kalau Dinda jauh. Meski nyebelin, dialog di bagian Dinda mau pergi
ini keren banget sih! Kamu wajib nonton!
Kekurangan
1. Dinda yang jadi babysitter-nya keponakan
Geri ini sebenernya agak mind blowing,
sih awalnya. Karena agak janggal aja gitu ada anak SMA yang jadi pengasuh
keponakan temennya sendiri. Tapi lambat laun bisa diterima jugalah.
2. Berdamainya Dinda dan Jia kayak
terlalu tiba-tiba. Jia yang dari awal selalu benci sama Dinda kayak
semudah itu aja baikan sama Dinda, dan terus mereka jadi sahabatan. Prosesnya terlalu
cepat dan terlalu tiba-tiba. Mungkin kalau bisa dikasih lihat kebaikan-kebaikan
Dinda ke Jia yang pada akhirnya bikin Jia bisa luluh mungkin akan lebih baik. Tapi,
ya mungkin ini masalah durasi juga, ya.
3. Kelabilan Geri agak sedikit
menganggu. Ini bikin karakternya jadi agak kurang kuat, atau memang ya
karakternya sengaja dibuat begitu. Dia bisa banget gitu sayang sama Dinda tapi
juga sekaligus naksir Raini. Abis dia putus sama Raini ya balik lagi aja gitu
sama Dinda. Terus abis dia putusin Dinda cuma karena Dinda mau ke Malaysia, lah
dia nongol lagi aja gitu di bandara. Maunya apa, sih Anda ini duhai Geri Alfian
Putra?
Well, Angga
layak mendapat banyak serial atau film lagi untuk ke depannya, dan semoga selalu dipasangkan
dengan bintang lain yang juga berakting bagus. Semoga dapat cerita yang juga
bagus. Please, jangan lagi ada cerita
kayak film Di Bawah Umur.
Dan untuk Syifa Hadju. Yes, Queen! Dia layak banget untuk main
di serial dan film keren selanjutnya. Saya kali pertama mantengin aktingnya Syifa pas
dia main di film Sejuta Sayang untuknya.
Akting dia bagus di film itu. Nggak kelihatan canggung main bareng aktor
ternama sekelas Deddy Mizwar. Di usianya yang sekarang masih 20 tahun,
perjalanan Syifa tentulah masih sangat panjang.
Pesan Moral Selain Cinta-cintaan dalam Serial Ini:
1. Jangan Membully! Karena Membully Hanya akan Melahirkan Pembully Lagi
Dulunya, Jia adalah korban bully dari Dinda. Perlahan, karma itu datang dan keadaan pun berbalik. Dinda yang jadi korban bully dari Jia.
2. Pendidikan Jauh Lebih Penting dari Cinta Monyet
Dinda awalnya sedih karena harus ninggalin Geri dan temen-temennya karena dipaksa ibunya lanjutin sekolah di Malaysia. Alasan ibunya sangat logis, alasan Dinda pun juga. Tapi dia pun akhirnya tetap memutuskan ikut ibunya. Nggak ada itu drama ngambek nggak jelas cuma karena mau dekat sama pacar, hehehe.
3. Apa pun Cobaan dan Masalah yang Menerpa, Tetaplah Hadapi dengan Tangguh
Hidup Dinda yang penuh dengan masalah, nggak lantas membuatnya menyerah gitu aja. Walaupun sempet kepikiran mau bunuh diri dengan berdiri di pinggir jembatan, tapi nggak jadi dan malah jadinya kocak di bagian itu.
4. Jangan Menilai Orang Hanya dari Kulit Luarnya
Raini yang terlihat begitu lemah lembut ternyata menyimpan kebusukan. Jadi, jangan mudah terlena dengan penampilan luar seseorang. Dinda yang sifatnya urakan dan serampangan ternyata punya kebaikan dan niat yang lebih tulus.
5. Jangan Pernah Merekam Diam-diam Aktivitas Orang Lain di Kamarnya
Lihat, kan risiko yang ditanggung Rio
gara-gara dia diam-diam ngerekam Dinda lagi ganti baju di kamarnya. Ini udah
tindakan kriminal banget. Dan parahnya lagi dia sebarin rekaman itu ke
temen-temen di sekolah.
Harusnya, selain dikeluarin dari sekolah ya dia di penjara juga. Dia masuk kamar orang aja udah lancang, dia naruh kamera udah sinting, dia sebarin rekaman orang lagi ganti baju di kamarnya itu minta dihajar banget, sih.
6. Jangan sombong karena bisa saja besok kamu jatuh. Nggak ada gunanya jadi orang sombong. Dinda udah membuktikannya. Saat ayahnya tertangkap dan dia jatuh miskin, udah nggak ada lagi yang bisa dia sombongkan.
Setelah baca ulasan ini, cus buat
yang belum nonton segera nonton serial ini. Karena rasanya gemes-gemes gimana
gitu. Buat yang usianya udah bukan remaja, berasa jadi nostalgia masa muda.
Salam kenal mbak april.. Tertarik banget aku baca cerita film ini.
BalasHapusMenarik reviewnya, Pril...
BalasHapusKalau gue baca-baca, Syifa Hadju ini memang the next big thing. Di mana-mana aktingnya dipuji. Konon etos kerjanya juga bagus.
Kalau nggak salah Syifa Hadju dan Angga Yunanda memang pernah pacaran beneran, mungkin itu pengaruh juga ke chemistry mereka ;)