Terkadang, kewarasan itu perlu diperjuangkan. Hidup yang
rumit dan semrawut selalu punya celah untuk membuat kita stres bahkan depresi.
Salah satu yang bisa kita lakukan untuk menjalani hidup yang lebih baik
dan lebih bahagia, adalah dengan bersikap bodo amat, seperti yang Mark Manson
tuangkan dalam bukunya yang berjudul Sebuah
Seni untuk Bersikap Bodo Amat (2018). Lantas, bagaimana cara berlatih sikap
bodo amat?
1. Jangan Berusaha
Mungkin kamu sudah kenyang dengan nasihat atau kata-kata
motivasi yang mengarahkanmu untuk terus berusaha. Manson memulai bukunya dengan
menjabarkan pentingnya untuk jangan berusaha. Ia menceritakan kisah Charles
Bukowski yang bercita-cita ingin menjadi penulis, namun karyanya selalu ditolak
oleh hampir semua media dan penerbit yang ia hubungi karena tulisannya dianggap
hancur dan buruk. Pada akhirnya ia memilih untuk bekerja di kantor pos sebagai
penyortir surat, digaji sangat rendah, dan hidupnya tenggelam dalam alkohol,
narkoba, judi dan pelacuran.
Hingga tiga puluh tahun lamanya ia menjalani hidup seperti
itu. Pada akhirnya, Bukowski yang pemabuk dan pecundang itu dihubungi seorang
editor dari penerbitan independen kecil yang menawarinya membuat buku. Novel
berjudul Post Office pun berhasil dia
selesaikan. Ia pun terus berkarya dan menerbitkan 6 novel dan ratusan puisi
yang sanggup mencapai angka penjualan lebih dari 2 juta kopi.
Melihat cerita tersebut, mungkin kamu akan berpikir bahwa
Bukowski sukses karena ia tidak berhenti berusaha. Pada kenyataannya, ia justru
sukses karena ia tahu bahwa dirinya adalah seorang pecundang, menerima
kenyataan itu, dan tidak pernah mencoba
menjadi orang lain. “Kecerdasan dalam tulisan Bukowski bukan soal
memanfaatkan peluang yang luar biasa atau mengembangkan dirinya menjadi seorang
sastrawan gemilang. Yang ada adalah kebalikannya. Ia hebat karena kemampuan
sederhananya untuk jujur pada diri sendiri sepenuhnya dan setulusnya. Terutama
mengakui hal-hal buruk yang ada pada dirinya sekalipun – dan untuk membagikan
perasaannya tanpa segan atau ragu,” papar Manson dalam bukunya.
Kesuksesan Bukowski bukan karena ia berubah menjadi pribadi yang
positif. Nyatanya, setelah terkenal pun, ia masih menjadi orang yang mampu
mendamprat audiensnya dengan kasar pada acara pembacaan puisi. Bukoswki masa
bodoh dengan kesuksesan. Namun, justru
kesuksesan itu ia raih, ketika ia berhenti berusaha, berusaha menjadi orang
lain yang jelas-jelas bukan dirinya.
2. Memilih Hal-Hal yang Layak Dipedulikan
Pada kenyatannya tidak akan ada orang yang sanggup masa bodoh
dengan semua hal. Otak kita dirancang untuk memedulikan sesuatu. Tapi, kita
bisa memilih hal-hal apa yang pantas kita pedulikan dan mana yang memang bisa
kita abaikan karena tidak bermakna. Akan tetapi, bagaimana memilihnya?
Bersikap masa bodoh yang dimaksud Manson adalah tidak peduli
dengan kerasnya perjuangan, risiko kegagalan, atau hal-hal memalukan yang
mungkin terjadi. Simpanlah kepedulian hanya untuk hal-hal besar yang penting, seperti
teman-teman, keluarga, dan target hidup. Bersikap masa bodoh bukan menghindari
kesulitan, tapi menemukan hal sulit yang bisa dihadapi dan dinikmati.
Kita harus bisa selektif terhadap hal-hal yang memang perlu
menyita perhatian dan kepedulian kita, karena itu adalah bagian dari
kedewasaan. “Kedewasaan muncul ketika seseorang belajar untuk peduli hanya pada
sesuatu yang sangat berharga,” ungkap Manson. Karena justru menurutnya, ketika pertambahan
usia dialami seseorang, perubahan akan terjadi, termasuk menurunnya energi.
Akan tetapi, itu yang akan membuat identitias kita menguat. “Kita tahu siapa
kita, dan kita menerimanya sepenuh hati, termasuk bagian-bagian yang sama
sekali tidak membanggakan,” lanjut Manson.
3. Kamu Harus Bisa Menolak
Berhentilah untuk berkata “Ya” pada setiap hal, karena kita
semua perlu menolak sesuatu. Dengan membuat penolakan, kita bisa hidup dengan
tujuan yang lebih jelas serta memiliki hidup yang lebih punya arti. Jika kamu
selalu mengiyakan segala hal yang datang padamu, bisa jadi kamu akan kehilangan
kemudi atas hidupmu sendiri. Ketika kamu berani menolak, berarti kamu sedang membatasi
diri. Batasan ini perlu agar kamu bisa menjalani hidup yang lebih baik.
“Penolakan adalah keahlian hidup yang penting dan krusial,” jelas
Manson. Kamu berhak menolak untuk hal-hal yang kemungkinan besar tidak
memberikan kebahagiaan padamu. Karena tidak ada satu orang pun yang ingin
terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak bahagia atau pekerjaan yang dibenci.
Jadi, kamu berhak untuk memutuskan hubungan dengan orang yang hanya bisa
menyakitimu atau kamu berhak pergi dari kantor yang hanya menyiksamu lahir
batin.
Selain ketiga hal di atas, ada banyak lagi hal lainnya yang
Manson bagikan dalam bukunya tersebut terkait dengan melatih diri untuk bersikap
bodo amat. Ia mengungkapkan banyak pencerahan, tapi bukan pencerahan yang
mengawang-awang penuh mimpi kebahagiaan, atau omong kosong motivasional. Dengan
bahasanya yang mengalir, ia menceritakan kisah-kisah realistis, tentang betapa
pentingnya belajar menyortir kepedulian kita.
Baca juga: