Jadi, waktu akhir 2017, saya nulis
salah satu resolusi saya di tahun 2018 adalah ngantor lagi. Biar lebih stabil,
biar nggak sering-seringlah ngandelin hadiah lomba atau kompetisi hahaha. Dan,
itu terkabul. Bahkan di saat usia saya pas menginjak 29 tahun. Saya bekerja di
sebuah media lagi. Walau, pada akhirnya saya tidak terlalu lama di sana. Tepat 5
bulan saya bekerja, saya mengajukan resign.
Saat itu, keadaan tampak tidak
memungkinkan untuk saya bekerja di tempat yang jauh dari rumah, sementara saya
juga masih menyusui. Iya, saya nggak sefleksibel waktu masih single. Bisa ngekos
di mana-mana. Dan entah kenapa, Arina juga jadi sering sakit sejak saya kerja
lagi. Kerja jauh dari rumah juga membuat energi saya habis di perjalanan. Pulang
larut, pagi-paginya harus berangkat lagi.
Waktu saya sama Arina jadi sangat minim.
Bahkan, pernah saya benar-benar sampai di rumah jam 12 malam karena ada acara
yang harus diliput. Pernah juga saat ada acara kantor di mana peran saya cukup
penting, saya terpaksa meninggalkan Arina yang kebetulan juga sedang sakit.
Tanggung
jawab saya berbenturan saat itu. Tapi, mau tidak mau saya harus tuntaskan
pekerjaan saya, karena acara tersebut, berhubungan dengan banyak orang di luar
kantor. Saat persiapan acaranya pun, beberapa kali saya harus pulang larut
malam dari kantor. Saat itu, kehidupan saya nggak seimbang, sehingga saya harus
memilih.
Akhirnya, setelah acara tersebut
selesai, saya memilih mengundurkan diri. Cukup nekat memang, saya belum punya
kerjaan baru lagi. Tapi, saat itu seperti momentum aja buat saya. Saya mau
kembali ke rumah lagi, walau saya tahu itu untuk sementara. Sampai keadaan
membaik, sampai saya merasa bisa menyeimbangkan diri lagi.
Setelah resign, saya sempat merasa insecure. Mungkin itu disebabkan karena yang tadinya punya rutinitas ke kantor, jadi nggak ada. Yang tadinya terima gaji bulanan, jadi nggak terima. Bahkan saya sempat merasakan penolakan yang cukup membuat saya kecewa karena saya nggak diterima kerja di tempat yang menurut saya, "Gue banget!". Saya coba ikhlas, walau cukup berat. Karena itu kerjaan semacam dream job saya, sesuai sama passion saya. Tapi, yaudahlah ya, kalau kita nggak dapetin sesuatu, intinya emang sesuatu itu ya bukan untuk kita.
Akhirnya, setelah dua bulan di rumah
dan keadaan di rumah mulai membaik, dalam artian Arina udah nggak sering sakit
lagi. Saya pun diterima bekerja di sebuah startup. Mungkin memang agak sedikit
jauh dengan latar belakang saya yang bekerja selalu di media. Tapi, kantornya
deket banget! Cuma sekitar 10 – 15 menitlah naik ojek online. Dengan ongkos cuma
sekitar 10 ribu sekali jalan.
Mungkin agak kurang klop ya udah usia
nyaris 30 tahun gini kerja di startup yang bisa jadi nggak settle. Ya namanya juga startup, struggling terus dong ya. Tapi, lumayan sih startup tempat saya
bekerja ini masuk daftar 44 calon unicorn menurut Kominfo. Jadi, ada harapan
besar di depan sana. Dan, udah ada contohnya kan, suksesnya Traveloka, Gojek,
Bukalapak, Tokopedia, mereka juga sebelumnya nggak sebesar sekarang.
Pas saya masuk kerja pun, sering
banget saya lihat HRD wawancara calon karyawan baru. Dan setelah saya kerja
pun, dalam waktu beberapa hari, ada sekitar 5 karyawan baru yang diterima. Berarti,
biarpun startup, perkembangannya ada banget. Terbukti dari adanya perekrutan
karyawan-karyawan baru.
Intinya, resolusi 2017 saya terkabul
untuk kerja kantoran lagi di 2018. Bahkan nggak tanggung-tanggung, nyicipin 2
kantor sekaligus. Pencapaian luar biasanya mungkin nggak ada yang gimana-gimana
ya. Tapi beradaptasi dari yang tadinya hampir 2 tahun di rumah dan kerja
freelance kemudian menyesuaikan untuk ngantoran lagi, itu udah salah satu
pencapaian tersendiri sih bagi saya.
Oh, ya satu lagi resolusi yang
tercapai adalah blog saya sekarang jadi TLD (Top Level Domain), jadi nggak ada
embel-embel blogspot.com nya lagi, hehehe. Evaluasi 2018 nya gitu aja kali, ya.
Tahun depan resolusinya kayaknya bakal agak serius, lebih spesifik dan detail. Bahkan mungkin perlu saya bagi per kategori, dari resolusi di kerjaan,
personal, dan keluarga.
Intinya saya mau hidup saya tahun
2019 lebih teratur dan lebih rapi. Lebih punya tujuan dan rencana. Jadi,
belajar untuk hidup nggak ngalir-ngalir aja kayak sebelum-sebelumnya. Karena kadang
kalau cuma ngalir-ngalir aja, malah jadi ngambang nggak jelas. Iyalah, 2019 itu
saya udah 30 tahun, udah ogah berkubang dalam ketidakjelasan, hehehe.