Saya tinggal di tangerang sejak kelas 1 SMP. Memang setelah
lulus SMA, saya kuliah dan kost di Depok. Kemudian saya lebih banyak hidup
dan bekerja di Jakarta. Tapi, Tangerang akan selalu jadi rumah saya. Sayangnya,
saya tidak terlalu banyak tahu tentang kota yang selalu menjadi tempat pulang
saya ini. Ada apa saja di sana? Apa yang istimewa?
Dalam rangka menuju usia 29 tahun yang jatuh tanggal 10 April
2018, saya melakukan perjalanan dalam kota. Saya memang ingin merayakan momen
menuju pergantian usia dengan cara yang unik. Bukan ke luar kota, bukan ke
tempat yang jauh. Tapi mengenal lebih dalam apa yang ada di dekat saya, di
sekitar saya. Di kota tempat saya tumbuh menjadi remaja hingga dewasa. Kota
yang sebenarnya adalah rumah dan tempat pulang, tapi lebih mirip seperti tempat
singgah sementara.
Yang pertama menjadi tujuan saya adalah mencari taman yang
ada di Tangerang. Kenapa? Karena saya ingin tahu, selain mall, apakah Tangerang
punya taman yang bisa dibanggakan?
"Rebah" di Taman Potret
Dengan berbekal informasi di internet, perjalanan pertama saya dimulai dengan mengunjungi Taman Potret. Letaknya di
samping TangCity Mall. Pertama menginjakkan kaki di sini, rasanya sejuk dan
teduh. Ada banyak pohon yang rimbun dan tempat untuk duduk-duduk melepas lelah.
Arina senang sekali karena ada perosotannya juga. Warga yang berkunjung juga
tidak terlalu padat. Jadi masih bisa menikmati suasana.
Arina seneng banget main perosotan di Taman Potret |
Di sini ada kandang besar yang berisi banyak burung. Ada
banyak spot foto yang instagrammable, seperti instalasi rangkaian huruf “LOVE”
berwarna pink, miniatur kapal layar di tengah taman, instalasi dua patung yang
sedang naik sepeda, hingga patung penari berwarna merah yang menghiasi nama
Taman Potret.
Yang paling enak lagi adalah tempat jajannya. Serasa
nongkrong di kafe. Ada alunan musik, ada bangku dan meja kayu yang berpayung.
Rasanya teduh dan nyaman sekali. Makanan yang dijajakan juga enak dan murah.
Saya beli burger harganya Rp 5.500, kentang goreng Rp 7.000, dan es teh tarik
hanya Rp 5.000. Dari taman menuju tempat jajannya dihubungkan jembatan merah
yang juga sangat oke untuk background foto. Di bawah jembatan ada sungai yang
membuat suasana semakin asri. Ah, saya betah berlama-lama di sini.
Burger enak cuma seharga Rp 5.500 |
Di sekitar saya juga banyak anak muda yang berkumpul dengan
teman-temannya. Taman ini cocok untuk gathering komunitas atau sekadar
nongkrong sama teman dan keluarga. Kalau baterai handphone habis juga nggak
perlu khawatir karena kita bisa nge-charge ponsel di sini. Asyik, kan?
Colokan hape di Taman Potret |
Musala untuk pria di Taman Potret |
Toilet dan musala untuk perempuan di Taman Potret |
"Mengunci" di Taman Kunci
Taman Kunci ini merupakan kependekan dari kupu-kupu dan
kelinci. Ada banyak kelinci lucu di sana. Sayangnya tempatnya terkunci jadi hanya bisa
melihat dari jauh. Ada kandang besar lagi yang juga terkunci, mungkin isinya
kupu-kupu. Dari luar tidak terlalu terlihat. Taman ini letaknya berseberangan
dengan Taman Potret. Di sini juga banyak bangku taman yang bisa digunakan untuk
bersantai serta pusat charger yang bisa digunakan untuk mengisi daya ponsel.
Sore mulai beranjak menuju malam, kami pun pulang dan berencana melihat
sebentar Bird Park yang ada di depan SMK 3 Tangerang.
Kelinci-kelinci di Taman Kunci |
"Terbenam" di Bird Park
Sayangnya karena terlalu sore mungkin, saat kami sampai di sana pintu masuk Bird Park, Taman Burung Perak sudah terkunci. Tapi, dari
luar rumah-rumah burung yang berwarna-warni itu masih bisa terlihat. Beberapa
dari mereka masih beterbangan. Adakah di dalam hati mereka, ini batas langit
yang mereka rindukan?
Kalau kamu sedang traveling ke Tangerang dalam rangka
berlibur atau perjalanan bisnis, kamu bisa nikmati wisata refleksi diri di
taman-taman keren yang ada di kota ini. Taman-tamannya seru, adem, dan sejuk. Cocok untuk rehat sejenak, atau melarikan diri dari rutinitas yang menghimpit. Untuk pilihan hotel menginapnya, kamu bisa
menyewa kamar hotel Airy Rooms.
Airy Rooms di Tangerang yang saya rekomendasikan adalah hotel
Airy Eco Karawaci Taman Permata Millenium B5 10 dan Airy Karawaci Binong Raya
Paragon Kavling 9. Untuk yang di Taman Permata Millenium, harganya mulai dari
Rp 224.720, sedangkan yang di Binong Raya, harganya mulai dari Rp 301.680,
terjangkau banget, kan?
Kolam renang di Airy Eco Karawaci Taman Permata Millenium |
Meski harganya murah, semua hotel di Airy Rooms, terjamin
kebersihannya, terutama kebersihan tempat tidurnya. Serunya lagi, dua hotel ini
ada kolam renangnya! Kapan lagi, kan bisa nginep di hotel yang nyaman dengan
harga murah dan ada kolam renang. Menginap di Airy Rooms juga selalu tersedia
wifi gratis, televisi, AC, perlengkapan mandi dan air minum gratis. Untuk air
hangat hanya tersedia di Airy Rooms yang tidak bertanda ECO.
Kapan aja kamu bisa tidur di kamar hotel yang nyaman dengan harga terjangkau di Airy Rooms. Airy menyediakan lebih dari 5.000
kamar di 72 kota di seluruh Indonesia. Selain itu Airy juga menawarkan tiket
pesawat dengan harga yang murah untuk liburan maupun perjalanan bisnis. Pokoknya #KapanAjaBisa traveling dengan cepat dan mudah dengan Airy Rooms.
Kalau mau pesan kamar bisa lewat website airyrooms.com atau Airy
App yang bisa di-install di Google Play Store atau App Store. Untuk Customer
Care kamu bisa hubungi Airy melalui telepon di 0804 111 2479.
Memaknai Taman-Taman
dalam Pikiran
Melihat tiga taman di Tangerang dan hewan-hewan di dalamnya,
saya jadi bertanya, sebagai burung yang terbiasa berkelana mengencani awan,
apakah mereka bahagia merumahkan diri di sebuah sarang yang berbatas? Sebagai
kupu-kupu yang senantiasa menghidu sari dari bunga yang berganti-ganti, apakah
mereka baik-baik saja hidup terkungkung sekat? Sebagai kelinci yang hobi
melompat ke sana kemari, apakah berdiam diri menjadi pilihan bebas?
Pintu menuju kandang kelinci di Taman Kunci |
Saya berkaca dengan apa yang belakangan ini saya alami. Saya
kembali hidup lebih banyak di rumah, setelah berhenti bekerja satu tahun lalu karena melahirkan. Saya pulang ke tempat yang dulunya hanya singgah. Saya rebah
tapi memilih tidak ingin berkarat. Saya menepi bukan terdampar. Menyelam ke dasar tapi bukan karam. Memperkuat akar, bukan berhenti tumbuh.
Saya bergerak dalam diam. Kandang bukan hanya tempat istirahat. Kandang bisa jadi laboratorium menggodok ide-ide yang penuh keliaran. Orang mungkin melihat saya tidak kemana-mana atau saya di situ-situ saja. Tapi laju pikiran, siapa yang sanggup menghentikannya?
Saya bergerak dalam diam. Kandang bukan hanya tempat istirahat. Kandang bisa jadi laboratorium menggodok ide-ide yang penuh keliaran. Orang mungkin melihat saya tidak kemana-mana atau saya di situ-situ saja. Tapi laju pikiran, siapa yang sanggup menghentikannya?
Justru karena saya tidak kemana-mana saya jadi lebih leluasa
menengok kecemasan terdalam saya. Merenungi sedalam-dalamnya apa hakikat hidup
saya dan mengapa saya dilahirkan.
Seperti saya yang mencari taman di Tangerang. Begitu pula
saya mencari kelapangan di dalam diri saya. Melihat apa yang tumbuh subur di
sana. Apa yang sudah seharusnya dipangkas dan ditebang. Apakah banyak rumput
liar? Benalu? Daun kering? Buah yang busuk?
Apa yang perlu saya rawat dan pelihara sebaik-baiknya? Mana yang perlu dikembangkan atau dipupuk ulang? Mana yang perlu ditanamkan lagi dan mana yang sebaiknya ditiadakan? Seberapa kuat saya mengakar?
Apa yang perlu saya rawat dan pelihara sebaik-baiknya? Mana yang perlu dikembangkan atau dipupuk ulang? Mana yang perlu ditanamkan lagi dan mana yang sebaiknya ditiadakan? Seberapa kuat saya mengakar?
29 tahun. Semoga semakin tua nanti saya tetap selalu merasa
“hijau” agar tidak berhenti belajar. Semoga saya masih bisa menyisakan lahan
untuk taman bermain di hati dan pikiran saya. Agar hidup tidak melulu tentang
membangun beton-beton pencapaian. Tapi juga mencipta taman yang serap polusi pikiran dan jiwa. Hidup tidak selalu tentang berkelana, tapi juga menikmati hal-hal yang dekat dengan diri kita. Petualangan paling hebat pun, di masa depan
hanya akan menjadi kenangan. Yang bisa kita lakukan adalah menciptakan kenangan
terbaik setiap harinya.
Pada akhirnya, berdiam diri bukan berarti terpasung, dan tidak selamanya berkeliaran tandanya bebas. Kita perlu keduanya. Kita butuh terus berlari sekaligus memelankan laju kaki. Karena di antaranya kita jadi bisa mencipta ruang untuk jeda. Jeda yang membuat kita bisa berkaca berkali-kali. Pantulkan pertanyaan ini sampai menggema dan bising; seperti apa hidup yang sebenar-benarnya kita inginkan?
Jarang yang membahas ini deh kayaknya, baru liat. Kolamnya gede banget ya, anak saya pasti suka nih, tapi jauh banget ya di Tangerang...
BalasHapusIya, aku pengin banget bisa nginep di situ hehe
HapusEnak kalau banyak taman bagus kayak begini. Gak usah ajak anak nge-mall juga bakal senang :)
BalasHapusBener banget. Liburan yang murah meriah. Semua happy hehe. Kebetulan saya juga seneng nongkrong di taman yang adem. Taman Potret asik juga buat ngetik-ngetik :D
HapusIfen sama komennya Mas Hendra. Kok nggak pernah baca atau tahu liputan tentang taman ini ya? Btw, itu mushola khusus cewek asyik gitu ya yang di Taman Potret.
BalasHapusTypo, ifen maksudnya idem 😁
HapusIya, aku pun cuma dapet infonya dikit2 di internet
Hapusmantap... salut sama energi mbak april.
BalasHapusAku lebih salut sama energi Koh Ded yang gak abis abis haha
HapusTaman-tamannya bagus dan bersih banget :)
BalasHapusBoleh juga idenya, ultah tapi nggak jalan jauh, tapi lebih eksplor sekitar hihihi. Sekalian staycation deh di Airy Rooms kalo dah capek jalan keliling taman dan kenyang jajan. Sekalian manjain diri mumpung lagi bday :D
Cheers,
Dee - heydeerahma.com
Iya, dulunya taman-taman ini belum ada hehehhe
Hapus