Setelah melahirkan Arina Kamila, saya
tidak berhenti bekerja. Walaupun saya sudah tidak bekerja di kantor selama
delapan jam, saya tetap menjadi freelancer
yang menerima pekerjaan menulis, mulai dari press
release untuk berbagai acara, hingga content
writer untuk beberapa website. Kerja di rumah sambil ngurus anak itu pasti
selain tantangannya dobel, capeknya juga dobel. Gimana biar sukses jadi work at home mom?
1. Kerja Saat Anak Tidur
Saya paling optimal kerja itu di atas
jam 9 malam, saat Arina sudah tidur. Kadang saya curi-curi waktu juga
untuk kerja saat anak saya tidur siang.
2. Manfaatkan Weekend
Ada kalanya Arina tidur di atas jam
10 malam. Kalau udah gitu biasanya saya nyerah. Karena biarpun ada papanya yang
ngasuh setelah pulang kerja, selama Arina belum tidur pasti akan selalu
gangguin saya. Jadilah saya akan kerjain tugas sekaligus di akhir pekan.
3. Tetap Usahakan Me Time
Pagi sampai malam ngurus anak, dari
malam sampai tengah malam ngurus kerjaan. Kapan nyenengin diri sendirinya? Saya
biasanya manfaatin me time saat mandi
sore, pas suami udah pulang. Saya mandi dan keramas lama-lama biar segeran. Kadang
juga di hari libur saya ke salon atau kumpul sama teman. Intinya, me time harus diupayakan supaya hidup
tetap seimbang dan nggak uring-uringan.
4. Jangan Begadang
Sebelum jam 12 malam, sebaiknya usahakan kerjaan udah selesai. Kadang saya masih begadang kalau memang
terpaksa banget dan kerjaan nggak bisa ditunda sampai besoknya. Tapi kalau
memang nggak darurat, saya nggak akan begadang. Karena kalau begadang, besoknya badan pasti berasa rontok.
Karena yang berat itu bukan hanya rindu, tapi juga bangun pagi dan langsung ngurus anak setelah begadang semalaman ngurus kerjaan.
5. Miliki Pompa ASI yang Berkualitas Agar Nutrisi Anak Tetap Terjaga
Sesibuk-sibuknya ibu bekerja bisa
tetap kasih ASI kalau punya pompa ASI yang berkualitas. Untuk pompa ASI sejak
awal pilihan saya jatuh pada breast pump manual dari Philips Avent yang Natural.
Ini rekomendasi dari teman yang juga sama-sama punya bayi. Katanya enak
dipakainya. Setelah saya beli, ternyata saya cocok banget pakai pompa ASI ini.
Biarpun kerja di rumah, pompa ASI ini
bermanfaat banget. Karena dengan memerah ASI, saat saya lagi benar-benar harus
menyelesaikan kerjaan yang darurat, Arina tetap bisa dikasih ASI tanpa harus
selalu menyusui langsung. Beruntung banget saya sangat didukung suami untuk
urusan hal ini. Berikut ini keunggulannya pompa ASI Philips Avent manual menurut saya:
Pompanya gampang dipakai dan ringkas
juga dibawa kemana-mana. Enteng, jadi bisa dipakai di mana aja, dan kapan aja. Tinggal
dibawa di tas kalau memang harus pergi ke luar rumah.
Bantalannya ini cocok untuk payudara
mayoritas ibu menyusui. Buktinya teman saya cocok dan saya juga cocok. Rasanya pas
kesedot nggak sakit, tapi ASI mengalir lancar. Jadi bisa dapat banyak ASI tanpa
bikin payudara perih. Bantalan empuknya ini juga menyerupai gerakan isapan bayi
jadi nyaman dan lembut serta merangsang ASI keluar lebih banyak.
Kalau beli pompa Philips Avent yang Natural ini di dalamnya juga ada dot untuk botolnya yang bisa nempel secara
alami di mulut bayi seperti menempel di payudara. Nggak bikin dia tersedak juga
karena alirannya bisa dikontrol mulutnya seperti ketika dia menyusu di payudara
ibu.
Sejatinya setiap ibu perlu dukungan
tidak hanya dari keluarga untuk selalu produktif, tapi juga dari ibu-ibu
lainnya. Semoga kita terhindar dari penghakiman terhadap ibu-ibu lain, apa pun
pilihannya, bekerja maupun ibu rumah tangga. Karena, seorang ibu
yang baik, bekerja di luar atau berada di rumah akan senantiasa memprioritaskan
kebutuhan anak-anaknya.
#TUMBloggersCompetition
#AventSahabatBunda
Foto: dok. pribadi dan www.philips.co.id