“Hon, Asus VivoBook Pro yang ini keren banget nih. Aku mau banget!”, kata suami saya sambil nonton video YouTube
Raditya Dika. Oh ya, sebagai tambahan informasi yang nggak penting-penting amat, Hon
yang menjadi kata sapaan di atas itu kependekan dari honey, ya, bukan pohon atau kata
lainnya. Suami saya ini penonton setianya YouTube Radit. Dia sering banget
impulsif beli sesuatu gara-gara abis nonton videonya Radit. Dia pernah beli
martabak gara-gara Radit abis review martabak.
"Eh, ada lomba
blognya nih, hadiahnya laptopnya yang di-unboxing
Radit ini. Ikut lombanya, Hon keren banget ini laptopnya." Dia ngasih
lihat video di mana Radit lagi bahas Asus VivoBook Pro bareng Pandu. Saya pun
langsung nonton videonya sampai abis. Mendengar kata lomba blog saya selalu
antusias. Apalagi Asus yang ngadain. Kebetulan saya juga suka banget sama brand
ini. Saya bulan lalu baru beli handphone Asus Zenfone 4 Selfie, daaannn itu
keren parah!
Kebetulan lagi saya hobi
nulis dan ngeblog. Setahun belakangan saya pernah menang beberapa kali
kompetisi blog. Bukan sekadar ngejar menang tapi ikut lomba adalah salah satu
cara saya berkompetisi dengan diri saya sendiri. Sebagai pembuktian, bisakah
saya mengalahkan kemalasan menulis? Bisakah saya menaklukan kebiasaan saya yang
hobi menunda-nunda? Karena setiap lomba punya batas waktu dan punya kriteria.
Ada kepuasaan tersendiri ketika saya merasa bisa menyesuaikan kriteria yang
diinginkan juri dalam batas waktu yang ditentukan. Balasannya menjadi pemenang dan
dapat hadiah adalah bonus di luar ekspektasi yang tentunya adalah nilai yang
sebanding untuk sebuah kerja keras, bukan keberuntungan semata.
Balik lagi ke lomba blog Asus
VivoBook Pro ini. “Temanya gampang, Hon, cuma ‘Kenapa VivoBook Pro?’. Nggak ribet, kan,?” kata
suami saya sambil nyengir. Jadi, dia pengin saya ikutan lombanya. Kelakuannya
emang mirip agen penulis. Nggak jauh beda lah ya sama Soleh Solihun di film
Cinta Brontosaurus. Untungnya suami sendiri ini mah, hahaha.
Ya, nggak apa-apa sih. Karena nggak mungkin dia
yang nulis blognya. Boro-boro nulis blog, nulis surat cinta buat
saya aja nggak pernah. Lah jadi curhat. Dia mah bisanya ngelawak. Mukanya aja
persis Arie Untung.
Oke fokus lagi. Jadi,
karena cinta saya yang begitu besar ke suami (cahelah!) itulah saya mau ikutan.
Saya tahu betul suami udah lamaaa banget pengin punya laptop baru. Laptop lama
dia rusak, terus dijual. Sementara, saya dan dia ngejalanin bisnis penyedia
jasa desain grafis, di mana suami saya inilah desainer grafisnya. Untuk
mengerjakan pesanan desain, dia pakai netbook saya, yang jelas-jelas nggak
mumpuni untuk mendesain. Sering netbook ini tiba-tiba nge-hang, nggak bisa
diapa-apain. File desain yang lagi dikerjain dan belum disimpan itu tiba-tiba
hilang begitu saja. Pedih, kan?
Ya, karena netbook memang
akan keberatan kalau dipakai untuk mendesain. Kapabilitasnya nggak di situ.
Ibarat kamu yang dibebani masa lalu yang berat, kamu gotong kemana pun kamu
pergi, pasti bakal nge-hang juga, kan? (apa, deh?). Semacam beban hidup lebih
berat dari pada kekuatan kaki kamu untuk menyangga dan menopangnya (tsahhh).
Sekarang keadaan
netbooknya sudah semakin sangat menyedihkan. Keyboard-nya nggak berfungsi. Tulisan di
layarnya no battery, dicolok ke listrik nggak bisa. Dibawa ke tukang reparasi, katanya bagian yang rusaknya banyak. Kalau dibenerin, harganya bisa seharga beli laptop
baru, hiks. Alhasil diakalinlah biar
saya tetap bisa akses data-data saya dan ngetik untuk urusan-urusan yang
mendesak. Baterai laptop yang ditanam di dalamnya dikeluarin. Terus ngetik
pakai mouse dan keyboard eksternal. Sambil selalu dicolok ke listrik. Persis
kayak komputer zaman baheula.
Kalau peralatan tempurnya
nggak bisa diajak kerja sama, bisa sepi klien dan bisa sepi orderan desain, dong. Sedih kan? Mana pendidikan anak tiap tahun
makin mahal, belum lagi baju-bajunya yang baru berapa kali pakai, terus udah nggak
muat dan harus beli baru lagi. Oke ini fix curhat emak-emak.
Berhubung dia yang
kepingin banget laptop ini, langsung aja saya tanya, “Kenapa sih kamu mau
banget punya laptop ASUS VivoBook Pro 15 N580VD ini?”
Dia pun ngejembrengin 8 alasan kenapa desainer grafis profesional andal harus punya laptop ini.
Notebook ASUS VivoBook Pro
N580VD ini ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-7 i7-7700HQ serta
dilengkapi dengan kapasitas memory RAM 8GB DDR4 yang 33% lebih cepat dari DDR3.
Dijamin, kalau lagi seru-serunya ngerjain pesanan desain, laptopnya nggak akan
ngelag, lemot, atau not responding. Prosesor tegangan standar ini memberikan
kinerja 40% lebih baik daripada prosesor voltase ultralow Intel. Intinya, ini
laptop tangguh banget, bahkan performanya 44% lebih maksimal dari VivoBook Pro
sebelumnya. Laptop ini juga dilengkapi dengan sistem operasi Windows 10.
Panel display-nya memiliki
ukuran sebesar 15,6 inci. Puas banget untuk ngedesain kalau layarnya besar, mata
rasanya lebih lega. Resolusi layarnya Full HD. Desainer itu kan makhluk yang
sangat visual ya, beda hijau terong sama hijau telor asin aja dia bisa bedain
(by the way, memangnya terong warnanya hijau? Itu bukannya mentimun? Telor asin
bukannya biru ya?) Nah, laptop yang warna layarnya tajam ini cocok banget untuk penglihatan
suami saya yang juga tajam, setajam mulut nitijen yang julid silet
Panel FHD Asus VivoBook
Pro juga dilengkapi dengan teknologi wide-view, 72% NTSC dan 100% sRGB dengan
warna gamut. Warnanya lebih kaya dan lebih akurat. Laptop ini juga dilengkapi
dengan graphics NVIDIA® GeForce® GTX 1050 yang sering digunakan dalam laptop
gaming, membuat tampilan visual VivoBook Pro 15 N580 sangat jernih. Puas deh,
kalau main game dan nonton film di laptop ini.
3. Touch pad-nya luas dan lebar
Selain lebih leluasa,
touch pad nya juga sangat responsif untuk geser sana-sini. Jadi, nggak pakai tambahan mouse lagi pun, udah nyaman banget dipakai untuk ngerjain pesanan desain.
Suami saya ini kalau
ngedesain harus banget sambil dengerin musik. Dari mulai lagu-lagunya Banda
Neira, Barasuara sampai Via Vallen dan Nella Kharisma juga didengerin sama dia.
Kalau pakai laptop Asus VivoBook Pro 15 N580VD, nggak perlu lagi pakai speaker tambahan,
karena suaranya udah enak banget. Perangkat audio di laptop ini dikembangkan bersama oleh Harman Kardon. Hasilnya, speaker yang kuat dengan
ruang 8cc dan teknologi Smart Amplifier yang biarpun volumenya dimaksimalkan
nggak akan terdengar cempreng, tapi justru jernih banget. Suara yang dihasilkan
320% lebih keras dari perangkat serupa, dengan rentang frekuensi lebih lebar.
Puas deh dia makin bisa nyanyi keras-keras sambil dengerin, “Sayang… opo kowe krungu… jerit e ati kuuuu…”
5. Distraksi yang berfaedah itu bernama game
Sambil ngerjain pesanan desain, selain harus dengerin musik, suami saya ini hobi banget main game. Menurut dia ini salah satu cara mengatasi kebuntuan inspirasi dan menggenjot produktivitas serta mengusir kejenuhan. Tapi, bener sih, biasanya kalau abis main game, dia jadi lebih semangat lagi ngedesain. Asus VivoBook Pro 15 N580VD ini performanya oke bangetlah dipakai multitasking. Oke banget buat kerja sambil nge-game.
Bikin desain logo, brosur,
spanduk dan lain-lainnya itu nggak makan waktu yang sebentar. Dari mulai browsing
untuk cari inspirasi, nonton YouTube, nge-game, dan ke toilet, tentunya pasti
laptop akan nyala dalam waktu yang lama. Kadang dia bisa sampai ketiduran.
Belum lagi kalau desainnya banyak revisian. Bisa sampai begadang ngerjainnya.
Apalagi banyak klien yang proyeknya Roro Jonggrang alias kudu dikelarin dalam
waktu semalam.
Laptop yang nyala
terus-terusan biasanya cenderung cepet panas. Apalagi kalau dipakai untuk
banyak keperluan. Nah, VivoBook Pro 15 N580 memiliki sistem pendinginan
dual-fan cerdas dengan delapan pilihan kecepatan yang otomatis dan efektif
menyesuaikan pendinginan maksimum dengan sedikit noise alias nggak berisik. Jadi,
dijamin panas laptop bisa terusir dengan lebih efisien dan tenang. Kerjaan
nggak akan keganggu sama suara kipas yang berisik.
Kapasitas storage atau
penyimpanannya juga besar. Asus VivoBook Pro 15 ini punya storage
SSD 128GB dan HDD 1TB. Jadi, suami saya nggak perlu
pakai hard disk eksternal lagi kalau punya laptop ini. Berhubung file desain
itu besar-besar ya ukurannya.
8. Desainnya “ngangkat” penampilan
Desain laptop ASUS VivoBook Pro 15 N580VD terlihat elegan dan berkelas. Jadinya lebih pede kalau harus presentasi di depan klien. Berasa kekerenan nambah 99,998756477% kalau bawa laptop ini. Dengan dimensi ketebalan 19.2mm dan berat 2,2 kg, VivoBook Pro 15 adalah model tertipis dan ringan yang ditawarkan di seri VivoBook Pro.
Nggak perlu khawatir juga kalau misalnya
baterainya habis. Pengisian baterainya termasuk cepat, lho. Bisa terisi 60%
hanya dalam waktu 49 menit. Laptop ini juga dilengkapi Fingerprint Sensor atau
sensor sidik jari untuk akses satu sentuhan dengan Windows Hello untuk
pengamanannya. Untuk meng-unlock notebook ini cukup dengan meletakkan jari di
pojok kanan atas touchpad. Karena sudah dilengkapi fitur Windows Hello, jadi
nggak perlu lagi mengetik password untuk membuka pengaman. Keyboard-nya juga
keyboard backlit, jadi ada cahaya dari belakang yang berpendar. Ini membantu
ketika mengetik di tempat yang penerangannya minim.
Delapan alasan di atas
membuat ASUS VivoBook Pro 15 N580VD menjadi laptop terbaik untuk orang yang
saya cintai, yakni suami saya. Laptop ini akan sangat bermanfaat menunjang
kinerja suami saya sebagai desainer grafis. Tapi, dengan segala keunggulan yang
ditawarkan, laptop ini bisa menunjang
kinerja kamu jadi lebih maksimal, apa pun profesi kamu. Karena setiap pekerjaan tentu butuh ditemani laptop
yang luar biasa.
Spesifikasi Asus VivoBook Pro 15 N580VD
*Foto laptop diambil dari website resmi Asus . Desain grafis oleh Arief Setiawan (suami tercinta)