Bosan
pergi ke mall di akhir pekan, saya dan teman saya Fitri akhirnya merencanakan
tur wisata ke museum-museum di Jakarta. Kami janjian di Halte TransJakarta
Monas. Museum yang pertama ingin kami kunjungi adalah Museum Taman Prasasti. Karena
saya belum pernah sama sekali berkunjung ke museum ini.
Letak
Museum Taman Prasasti ada di Jl. Tanah Abang I no.1. Tapi bukan berarti dekat
dari stasiun Tanah Abang, lho. Untuk sampai ke sini, saya dan Fitri jalan kaki
dari Halte Transjakarta Monas. Nggak terlalu jauh dan lumayan buat sekalian
olahraga.
Lonceng Kematian. Biasanya dibunyikan kalau ada jenazah baru yang akan dimakamkan |
Sesampainya
di sana kami langsung menuju tempat pembelian tiket.
“Untuk
dewasa dua orang jadi 10.000. Mau dipandu untuk keliling Mbak?”
“Wah,
boleh Mas, biar lebih paham.” Dengan senang hati kami mau aja dipandu sama guide
museum. Biar nggak bengong-bengong aja kan ngeliatin makam.
Mas Yudi, Pemandu Museum Taman Prasasti |
Mas
Yudi, pemandunya asyik banget ngejelasin kami satu persatu tentang isi museum
ini. Saya jadi sedikit belajar juga tentang sejarah. Setiap nisan di museum ini
punya cerita-cerita yang menarik.
Saya
cukup merinding ketika melihat monumen Pieter Erberveld. Ada semacam tengkorak
yang ditusuk dan ditaruh di atas nisannya. Mas Yudi pun menjelaskan bahwa
Pieter Erberveld ini dulunya seorang pemberontak yang ingin membunuh
orang-orang Belanda, tapi rencananya ini ketahuan pemerintah Belanda. Dia pun
dihukum dengan cara yang kejam.
monumen Pieter Erberveld |
Tubuhnya
ditarik dengan empat ekor kuda ke empat arah berlawanan, sampai tubuhnya
terpecah dan berserakan di jalan. Hiii, ngeri banget, ya. "Lokasi
eksekusinya sampai saat ini dikenal dengan sebutan Kampung Pecah Kulit."
ujar mas Yudi menyebut daerah di JL. Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat. Wah, nggak
nyangka ya di balik nama sebuah kampung ternyata diambil dari tragedi yang
mengerikan.
Nisan istrinya Raffles |
Selain
nisan dan makam ada ornamen-ornamen patung malaikat yang artistik. Kami juga
melihat nisan makam Olivia Marianmne Raffles, istrinya Thomas Stamford Raffles.
Di sebelahnya ada makam sahabatnya, Jhon Casper Leyden. "Sebelum meninggal
memang dia berpesan ingin dimakamkan di sebelah makam sahabatnya itu."
ujar mas Yudi. Ada juga nisan Monsignor Adami Caroli Claessens, seorang Uskup
yang juga berjasa membangun kembali Gereja Kathedral yang sempat roboh pada
tahun 1890.
Yang
juga cukup menarik perhatian adalah tugu berwarna hijau yang ternyata Monumen
J.J. Perie, seorang Mayor Jenderal Belanda yang berprestasi, ia mendapatkan
gelar bangsawan dan dianugerahi Order of the Lion Belanda.
Soe Hok Gie, yang meninggal di usia muda, 27 tahun :( |
Nggak cuma
nisan atau makam orang Belanda aja yang ada di sini. Ada peti Soekarno dan
Hatta juga dan nisannya Soe Hok Gie. "Jenazahnya sendiri sudah dikremasi
dan abunya ditabur ke dalam kawah Mandala Wangi, Gunung Pangrango, gunung
favoritnya dia." lanjut mas Yudi saat kami berada di depan nisan Soe Hok
Gie.
Komunitas sketsa yang fokus banget ngegambar |
Saat
itu museum lumayan ramai, ada komunitas sketsa sibuk ngegambar di
sekitar museum. Setelah dari museum Taman Prasasti, kami jalan kaki lagi ke
halte TransJakarta Monas dan naik bus TransJakarta ke kawasan Kota Tua. Kami
berdua lanjut jelajah ke Museum Wayang dan Museum Seni Rupa dan Keramik.
Selfie dulu :D |
5 Harapan Saya untuk Museum di Jakarta
Seru
banget ternyata wisata jelajah museum-museum di Jakarta. Lima keinginan saya
untuk museum di Jakarta ini mungkin bisa membuatnya menyedot lebih banyak
pengunjung.
Gue pengen Museum di Jakarta Jadi…
1. Tempat Hangout-nya Anak Muda Kekinian
Bergaya di depan lukisan karya Affandi di Museum Seni Rupa dan Keramik |
Kalau
ada kafe di museum bisa jadi tempat rehat orang-orang yang capek setelah
menjelajah museum. Bisa juga dibuat mural yang artsy di dinding-dinding museum atau photo booth. Jadi kita-kita bisa selfie atau wefie dengan background yang instagramable dan tinggal dipamerin ke media sosial.
2. Tempat Wisata Favorit Keluarga
Ada Si Unyil dan kawan-kawannya di Museum Wayang :) |
Museum
belum jadi tempat wisata favorit keluarga karena dianggap membosankan. Museum yang
banyak acara seru untuk keluarga pasti akan jadi tempat favorit untuk rekreasi.
Misalnya di museum Wayang yang banyak wayang dan boneka kalau ada pertunjukan
bonekanya pasti lebih menyenangkan.
3. Tempat Berkolaborasi bagi Pekerja Kreatif
Seru ya ngelihat museum ramai begini :D |
Museum
yang dipadukan coworking space
mungkin akan lebih menarik. Ruangan yang nyaman dengan tempat duduk yang empuk,
wifi yang kencang dan dikelilingi
benda-benda bersejarah pasti dapat mendatangkan inspirasi.
4. Tempat Bermain Anak yang Edukatif
Kalau
saja museum dibuat lebih interaktif pasti akan lebih menyenangkan. Misalnya ada
ruang bermain anak yang berkaitan dengan isi museum. Sambil bermain, anak-anak
juga jadi bisa belajar.
5. Tempat Ikonik yang Wajib dikunjungi Wisatawan
Belum
pas rasanya kalau ke Paris tapi belum ke museum Louvre yang ada piramid transparan
besarnya itu. Di dalam museumnya juga ada karya terkenal dari Leonardo da Vinci
yakni "Mona Lisa". Kalau museum di Jakarta mau lebih populer di
kalangan wisatawan baik dalam dan luar negeri, bisa dibuat iconic building atau main
attraction yang menjadi daya tarik utama untuk menyedot perhatian.
Semoga
museum-museum di Jakarta bisa terus berbenah dan berinovasi jadi tempat yang
lebih nyaman, seru dan banyak menyajikan acara menarik. Karena dengan adanya event akan membuat sebuah tempat menjadi
lebih hidup dan banyak dikunjungi. Saya berharap ke depannya museum-museum di
Jakarta jadi primadona wisata yang semakin banyak menarik wisatawan nusantara dan mancanegara. Amin!
#EnjoyJakarta
#enjoyjakmuseum #jakartatourism
*Catatan: Kunjungan ke 3 museum di atas dilakukan pada bulan November 2017
Foto & Ilustrasi: Aprillia Ramadhina & koleksi pribadi
Seru banget ini mba aku juga suka ke museum macam gini. harapanku juga y museum kek gini ga hanya dikunjungi cmn bbrp x tp yg bikin jd sepi n horor tp bisa jd tempat ramai n edukatif btw aku baru tau ttg kampung pecah kulit sjarahnya ngeri amat 😭
BalasHapusIyak betul, banyak museum yg masih terkesan suram dan creepy, semoga bisa terus berbenah jd lebih menarik ya mba :)
HapusDi daerahku di Polewali Mandar gak ada museum, hiks.
BalasHapusIya kah? Klo k Jakarta puas2in kak k museum, buanyak bgt di sini hehe
HapusWih, jalan-jalannya seru banget. Aku juga suka jalan-jalan ke Museum. Tapi karena aku gak punya terlalu banyak temen, seringnya aku jalan-jalan sendiri. Seringnya aku ke Museum Nasional sampe satpamnya pada hapal... hahahahah kalo udah di situ, biasanya aku bisa ngabisin waktu berjam-jam sendiri. Aku jg suka ke museum wayang. Mbak, cobain ke museum Bahari deh. Jauh sih di penjaringan :D hahah
BalasHapusWah boleh juga tuh museum Bahari, belum pernah jg ke sana hahaha
HapusDemen banget dulu pas di Jakarta tiap weekend ke museum. Kayak merasa belajar sejarah sambil wisata. Hihi
BalasHapusSerunya lg klo ada event atau pameran jd berasa beda aja suasananya hehe
Hapusdua tahun lalu aku menyempatkan mampir ke museum ini, ah jadi ingat buat nulis ceritanya juga.
BalasHapusAyok tulis koh :D
HapusSetuju banget, kalau anak muda nongkrong nya disini, bisa nambah-nambah pengetahuan daripada keluyuran ketempat yg ga karuan kan hehe
BalasHapusIya tinggal dibuat lebih nyaman dan asyik juga buat nongkrong, pasti betah deh
HapusSetuju banget nih mba sama idenya. Anak generasi now jangan taunya cuma jalan-jalan dan nongkrong ke mall atau cafe aja, tapi juga ke museum, biar nambah pengetahuan dan sejarah RI. Museum yang cukup ramai dikunjungi baru di Kota Tua aja, karena banyak spot menarik disana, makanya gak heran banyak banget wisatawan lokal maupun mancanegara yang sering berkunjung. Dan lainnya ada di TMII.
BalasHapusItu yang tragedi dialami sama Pieter serem abis dah, sampe diabadikan jadi nama jalan.. BTW ini museum isinya makam semua ya, saya aja belum pernah kesini, hehehe
Thanks for the sharing...
Betul Mas Kota Tua rame karna bnyk tempat nongkrongnya haha. Dan aksesnya gampang dr mana2, bisa naik kereta, naik bus transjak. Banyak museum yg transportasi umumnya rada susah. Iya makam semua tp bnyk buat prewed jg di situ sculpture nya menarik 😀
BalasHapusEnak kalau ke museum pakai pemandu kaya gitu jadi nggak bengong dan tau srjarah
BalasHapusIya jadi lebih paham. Jd berasa turis deh 😁
Hapussebelum baca buku eric weiner, the geography of bliss, sy jg beranggapan museum tempat membosankan karena ya gitu-gitu aja. Tp sekarang belajar mencintai museum jd sy setuju banget dengan 5 harapan untuk museumnya... semoga tidak hanya di Jakarta tp seluruh museum di Indonesia :)
BalasHapusAmin, Mbak. Semoga semua museum di seluruh Indonesia bisa maju ya 😁
Hapusaku pecinta museum. galeri dan tempat tempat sejenis.. hang out di museum oke juga yaaa
BalasHapusIya. Seru apalagi klo bisa sambil ngetik2 dan ngopi2 d museum 😂
Hapus