Semenjak punya anak ditambah nyambi
kerja dari rumah, rasanya 24 jam itu pasti aktif terus. Dari pagi sampe malem
berkutat sama bayi, malem sampe tengah malem ngetik kerjaan. Tengah malem sampe
pagi sering kebangun tiap beberapa saat untuk nyusuin. Besoknya begitu lagi,
dan lagi.
Baca buku itu sangat mewah banget. Tapi
tetep bagi saya baca itu harus. Harus diusahakan. Kalau nggak baca buku sama
sekali, duh bisa nggak balance rasanya hidup saya, hahaha. Berhubung belum
sempet beli buku-buku baru, ya saya coba bongkar-bongkar buku lama yang masih
banyak belum tuntas dibaca. Salah satunya yang emang saya lagi butuh banget,
judulnya Sejenak Hening yang ditulis Adjie Silarus.
Saya iseng buka halaman secara acak
dan yang pertama saya buka ternyata isinya begini
“Kemudian di penghujung nanti, apa yang kita dapatkan jauh lebih besar dan indah dari apa yang kita minta dalam doa, pada waktu-Nya.”
Uwow, hati saya tertampar sama kalimat
itu. Sebagai manusia wajarlah ya namanya kecewa karena apa yang diharapkan
ternyata nggak bisa didapatkan. Padahal, mungkin kita cuma sedang dilatih untuk
sabar. Sabar bahwa terkadang untuk meraih sesuatu yang namanya elemen waktu itu
nggak bisa dikesampingin.
Nggak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lama, Tuhan
akan kasih sesuatu yang sesuai dan memang pantas kita dapatkan di waktu yang tepat. Yang PANTAS. Jadi, nggak usah
sedih ngelihat hidup orang lain yang kayaknya enak banget, karena ya itu hidup
yang pantas dia jalani. Kita punya hidup sendiri yang beda dan sesuai untuk
kita sendiri.
Penyesalan masa lalu, dendam, amarah,
kecemasan dan kegelisahan masa depan, bisa kita atasi salah satunya dengan
mengheningkan diri. Dengan hening kita sedang berupaya untuk menghidupi masa
sekarang.
Begini Caranya Berlatih Sejenak Hening
Mengheningkan diri bisa bantu diri kita
untuk tenang. Coba deh jauhin dulu handphone. Benda itu kecil banget, tapi
riuhnya ampun-ampunan. Berapa banyak cuitan orang dari Twitter yang baru
ditinggal sepuluh menit? Belum lagi Instagram, Path, Facebook, dan lain
sebagainya. Coba aja kalau kamu nyalain semua media sosial kamu. Baterai hape
kamu pasti jadi lebih gampang abis. Ya, logikanya kurang lebih sama kayak tubuh
kita juga.
Capek nggak sih liatin keriuhan terus menerus? Hape aja bisa capek. Makanya
saya nggak stand by media sosial di hape. Saya sering log out kalau memang lagi
nggak pakai. Jadi log in kalau memang lagi butuh aja. Percayalah ini baik untuk
kesehatan jiwa.
Oh, ya begini nih caranya kalau ingin
sejenak hening menurut buku yang ditulis Adjie Silarus:
1. Ciptakan suasana hening
2. Duduk
3. Posisikan kaki rileks, telapak kaki
menyentuh lantai
4. Posisi tangan santai, di atas lutut
atau paha
5. Posisi badan tegak dan tidak
bersandar
6. Usahakan untuk diam dan tidak bergerak
7. Pejamkan mata. Jika kamu berkacamata,
lepas dulu kacamatamu
8. Pikiran hanya fokus dan
terkonsentrasi pada napas. Napas yang dihirup dan diembuskan melalui hidung. Bukan
memikirkan hal lain
9. Fokus pada napas yang masuk dan
keluar. Katakana dalam hati, “masuk” saat menghirup napas dan katakana “keluar”
saat mengembuskan napas. Ini membantu untuk tetap fokus
10. Saat pikiran mulai berkelana. Tersenyumlah.
Tarik perhatianmu kembali ke napas lagi. Di sini. Sekarang.
Sejenak hening ini bisa kamu lakukan
di mana pun dan kapan pun, intinya saat kamu punya waktu luang. Minimal 1 menit
aja bisa kok kamu berlatih hening ini.
Apa yang bisa didapat dari berlatih sejenak hening?
- Kita membawa diri kita kembali ke masa kini, merayakan masa sekarang dan menikmati hal-hal yang kita alami tanpa terperangkap masa lalu dan masa depan
- Menyatukan tubuh dan pikiran
- Sadar penuh. Hadir utuh. Hidup tenang dan bahagia
Memelankan Pagi
Kamu tipikal orang yang gradak-gruduk
kalau pagi? Mandi sekenanya, makan boro-boro. Siap-siap serba terburu-buru. Takut
terlambat naek kereta, kalau ketinggalan kereta mesti nunggu lama lagi, atau
kalau milih naik transportasi lain bisa kejebak macet lebih lama yang akhirnya
lebih lama lagi sampe di kantor. Saya pernah, dulu waktu masih ngantoran. Kalau
sekarang sih nggak segitunya grabak-grubuk karena udah ada alarm alami yang
nggak bakal bikin saya kesiangan walaupun udah nggak ngantor. Siapa lagi alarm
alaminya kalau bukan anak saya sendiri hahaha.
Dalam buku ini dijelasin betapa
pentingnya menikmati pagi. Saat masih terbaring di kasur, coba deh sadari tubuh
kita mulai dari jari kaki, sampai ke kepala. Menyadari bagian-bagian tubuh kita
melatih kita untuk menyatu dengan tubuh. Jadi, santai aja. Selow. Woles.
Intinya, hening itu perlu. Nikmati hari pelan-pelan. Sesekali
nggak perlulah hidup riuh dan bergegas terus, kan?
Mostly people in Metropolitan forgets about life. They live like in robotic era. High bored and repetitive. Sometimes we need to learn to villagers, how the way they through their hard life as light as they've done.
BalasHapusGreat Review.
-ibumitala.blogspot.com-
Iyak betul krn itu kita butuh hening :)
Hapus