“Rumah adalah tempat kita berlindung bukan hanya dari panas dan hujan, tapi dari kekacauan dan kebisingan dunia. Rumah adalah tempat kita melepas segala kepalsuan, tempat dimana kita bisa sebenar-benarnya menjadi diri sendiri. Rumah adalah tempat kita melabuhkan semua perasaan dan menguapkan segala beban. Dari rumah, kita menyiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik untuk berhadapan dengan berbagai persoalan kehidupan.” – April Tupai
Dunia luar terkadang begitu melelahkan. Berbagai
masalah bertebaran. Kita semua tentu ingin pulang ke rumah yang penuh
ketenangan dan kedamaian. Sayangnya, tidak semua rumah menjadi tempat pulang
yang dirindukan. Not every house is a
home.
Dalam bahasa Indonesia, kata "house" dan "home", sayangnya, tidak
dibedakan. Akan tetapi, dalam bahasa Inggris, dua kata itu punya
"rasa" yang jauh sekali berbeda. Kalau untuk saya pribadi, “house” itu lebih kepada sebuah
bangunan, yang melibatkan struktur, bahan-bahan pembangunnya, dan hal lain yang
pada intinya lebih bersifat materiil. Sedangkan “home” bagi saya lebih bersifat immateriil dan personal. Ada
koneksi yang terjalin, rasa nyaman, aman dan lain sebagainya.
Itulah mengapa terkadang, “house” nggak selalu jadi “home”.
Pernah nggak kamu ngerasain kalau bangun pagi, rasanya langsung bete? Pulang ke
rumah habis kerja rasanya tambah capek. Sering kesal sama pasangan kalau di
rumah, tapi senang-senang aja kalau jalan ke luar. Anak rewel banget kalau di
rumah, diajak pergi malah anteng bukan main. Bisa jadi rumah kita ada banyak
energi negatifnya, tuh, yang bikin “house”
jadinya nggak berasa “home”.
“Rumah bagi saya seperti tubuh. Jika kita menyayanginya, ia akan memberikan lebih. Tubuh yang sehat akan menopang kualitas hidup. Rumah yang terawat akan menjadi tempat pulang yang menjelma surga.” – April Tupai
Yang menggerakkan tubuh adalah energi, begitu
pun yang menghidupkan rumah; energi. Energi adalah koentji. Yuk, bikin rumah
kita nggak cuma jadi istana tapi juga jadi surga dunia dengan cara membangun atmosfer dan energi positif di rumah. Make your house a home. Create
your house as a peaceful place! Temukan surgamu di rumah sendiri!
1. Lakukan Detoks Digital
Hindari terlalu banyak barang elektronik dalam
kamar. Dalam tulisan berjudul This Is Why
Electronics Don’t Belong in Your Bedroom yang tayang di Lifehack.org, dijelaskan mengapa
sebaiknya kita mematikan perangkat elektronik kita ketika hendak tidur di
kamar.
Penelitian di Harvard University dan
University of Toronto menemukan bahwa cahaya dalam spektrum biru (blue light) dapat mengganggu melatonin
dalam tubuh. Melatonin termasuk hormon yang membantu kita untuk terlelap. Cahaya
biru ini ada di televisi, smartphone,
tablet, komputer, hingga lampu LED.
Kamar adalah tempat istirahat, tempat kamu me-recharge energi. Televisi yang dibiarkan
menyala akan membuat mata lebih memilih menonton tv dibanding tidur. Sebaiknya matikan
semua peralatan elektronik di kamar, termasuk smartphone. Bermain smartphone
dapat membuat mata terjaga dan berdampak insomnia. Dengan mematikan perangkat
elektronik di kamar, tidur bisa lebih nyenyak dan berkualitas, bangun pagi akan
lebih semangat!
2. Perbaiki Benda yang Rusak atau Buang Sekalian
Rongsokan yang disimpan, debu-debu yang
dibiarkan, benda-benda usang yang entah mau diapakan adalah beberapa "penyakit" rumah. Rumah yang menyimpan
sampah sama seperti tubuh yang menyimpan sisa metabolisme yang menumpuk berhari-hari, rasanya sama-sama
tidak mengenakkan. Benda-benda rusak yang tersimpan di rumah dapat memberikan
atmosfer negatif.
3. Buang Benda-Benda Masa Lalu yang Mengandung Kenangan Buruk
Hadiah dari mantan pacar, atau apa pun yang
masih tersisa dari masa lalumu yang mengingatkan akan kenangan pahit sebaiknya
dibuang saja. Kamu hidup di masa sekarang dan untuk masa depan. Nggak ada
gunanya menyimpan benda dari masa lalu yang sudah usang. Kenangan buruk sangat
mungkin menguras emosi, yang juga berdampak membuat energi merosot.
4. Declutter
Lemari saya sebelum dirapiin, kacau banget ya, hehe. Foto: Aprillia Ramadhina |
Mungkin menaruh barang-barang di dalam lemari yang tertutup sudah membereskan masalah. Bagi saya membiarkan barang-barang menumpuk dalam lemari seperti menyimpan luka dalam hati. Dari luar tampak baik-baik saja, tapi dalamnya sudah kacau balau. Siapa tahu dari baju-baju lama yang kita punya ada orang di luar sana yang lebih membutuhkannya. Selain membuat lemari yang sumpek jadi lebih “bernapas”, menyumbangkan barang-barang yang berguna untuk orang lain juga berarti beramal, lho!
Lemari saya setelah dirapiin. Lebih enak dilihat kan :). Foto: Aprillia Ramadhina |
5. Simpan atau
Singkirkan
Sortir baju-baju lama. Caranya, bongkar lemari
baju kamu. Setiap pegang satu baju, coba ingat-ingat apakah kamu masih
memakainya beberapa bulan terakhir dan akan memakainya dalam beberapa bulan ke
depan? Jika terakhir kali kamu memakainya 5 tahun lalu dan sudah tidak muat
sekarang untuk kamu pakai 5 tahun ke depan, segera singkirkan. Terapkan “simpan”
dan “singkirkan” setiap memegang pakaian yang kamu sortir. Ini berlaku juga
untuk benda-benda lainnya, seperti sepatu, topi, tas dan lainnya.
6. Inspeksi
Seluruh Ruangan
Foto: http://freshome.com/small-living-room-ideas/ |
Yang harus diperhatikan adalah seluruh ruang yang ada di rumah, kamu bisa melakukan inspeksi seperti ini:
- Ruang Tamu atau Ruang Keluarga: Kapan terakhir kali membersihkan karpet di ruangan ini? Apakah sofanya sudah berbau tidak sedap?
- Kamar Tidur: Adakah debu-debu di headboard yang luput terlihat? Jangan sampai menaruh baju-baju kotor di dalam kamar apalagi handuk yang basah. Periksa apakah ada sampah-sampah kecil yang bertebaran, seperti tisu bekas pakai atau bungkus makanan.
- Kamar Mandi: Apakah ada botol sampo yang sudah habis tapi belum dibuang? Apakah ada sikat gigi lama yang sudah tidak terpakai masih teronggok di storage kamar mandi? Simpan perawatan tubuh yang memang benar-benar masih kamu pakai.
- Dapur: Coba cek bumbu-bumbu dapur yang kamu punya, apakah ada yang sudah membusuk tapi belum dibuang? Kulkas juga biasanya tidak diperiksa mendalam. Cek apakah ada susu basi yang masih tersimpan di kulkas? Bersihkan kitchen sink atau tempat cuci piring, karena ini salah satu tempat yang paling banyak kumannya. Bersihkan bekas-bekas minyak di dekat kompor. Ganti talenan yang sudah banyak goresan pisaunya. Dapur adalah tempat kita mendapatkan makanan, jangan sampai jadi tempat terjorok di rumah kita.
- Ruang Kerja: Kalau kamu punya ruang kerja khusus di rumah. Coba buat meja kerja menjadi lebih lega dengan menyingkirkan benda-benda yang tidak penting. Saya pernah membiarkan meja tidak dibereskan dalam waktu lama, dan ketika hendak membersihkannya saya mendapat sampah satu plastik hanya dari meja kerja, isinya berbagai macam struk belanjaan, kapas bekas membersihkan muka, stik es krim, dan lain sebagainya.
- Gudang: Nah, ini yang paling malas ditengok. Rasanya dengan memasukkan semua barang di gudang maka habis perkara. Padahal, itu sama saja menunggu bom waktu yang siap meledak. Gudang yang penuh rongsokan dapat mengundang aneka binatang datang, seperti kecoak, dan lain sebagainya. Apalagi jika lembab, akan membuat jamur gampang tumbuh.
- Teras dan Halaman: Teras adalah muka rumah, dimana orang pertama datang ke rumah kamu pasti terlebih dulu akan melalui teras. Keset biasanya hal yang paling dianggap sepele. Tapi kalau keset di teras kamu sudah terlalu banyak debu dan kotoran, segera ganti dengan yang baru.
7. Periksa Buku
dan Majalah yang Menumpuk
Kamu suka menimbun buku dan majalah serta
koran-koran lama? Coba bongkar dan bereskan. Saya punya banyak buku yang saya
beli sejak saya masih sekolah di bangku SMP dan SMA, bahkan ada komik-komik
sejak saya SD. Sayangnya, tidak semua dalam keadaan baik. Banyak yang sudah
menguning dan bentuknya tidak karuan. Kalau sudah begini, tidak ada baiknya
lagi disimpan. Jadinya, saya bongkar buku-buku lama tersebut.
Berhubung saya
senang membeli buku-buku baru, beberapa buku lama yang masih dalam keadaan
cukup dan lumayan baik, saya jual murah di instagram. Sisanya yang memang sudah
tidak tertolong keadaannya saya berikan ke tukang loak. Hasilnya, lumayan. Ada 100
lebih buku yang saya jual dengan harga sangat murah. Uangnya, bisa untuk beli
buku-buku baru yang jadi incaran, deh!
8. Setiap Membeli Barang Baru, Keluarkan Barang Lama
Saat kamu melihat lemarimu penuh, yang kamu
butuhkan adalah mengurangi “beban”nya bukan malah menambah tempat penyimpanan
baru. Membeli rak baru, lemari baru, atau storage baru hanya akan membuat kamu
ingin menyimpan barang baru lainnya. Yang ada rumahmu justru tambah penuh dan
sumpek.
9. Menciptakan Positive Vibes
Saya menaruh benda-benda yang menginspirasi
saya seperti foto keluarga dan sepatu anak saya di meja kerja di rumah. Kenapa?
Karena benda tersebut membangkitkan perasaan menyenangkan dalam diri saya
setiap hendak bekerja. Kamu juga bisa menaruh apa pun yang bisa mengingatkan
kamu akan hal-hal yang menggembirakan. Punya slogan hidup atau kata-kata
mutiara yang jadi pegangan hidup? Coba cetak atau tulis di kertas yang besar,
bingkai dan pajang di ruang kerja di rumah.
10. Buka Jendela Setiap Pagi
Ruangan yang tidak ada pertukaran udara dan
tidak terkena sinar matahari pagi akan memuat ruangan terasa pengap dan udara
yang tidak sehat akan terkurung di dalamnya. Setiap pagi, saya usahakan membuka
jendela agar ada udara segar yang masuk. Membuka jendela di pagi hari seperti
mempersilakan semangat baru masuk ke dalam diri.
11. Merapikan
Barang-Barang yang Berantakan
Dalam momen-momen tertentu, ruangan yang
berantakan membuat saya bisa berpikir lebih kreatif. Tapi ruangan yang terlalu
berantakan justru membuat saya sering migraine, sakit kepala dan stres. Apalagi
karena ruangan berantakan, saya jadi kesulitan menemukan barang yang saya cari,
jadinya malah marah-marah, deh. Sungguh, rumah yang berantakan sangat nggak
baik untuk kesehatan mental.
Hindari untuk merapikan seluruh isi rumah sekaligus dalam satu waktu. Ini akan membuat kekacauan bertambah dua kali lipat. Bereskan secara bertahap dan dicicil. Misalnya, hari ini hanya merapikan isi satu lemari pakaian. Besok merapikan meja kerja. Esok harinya membereskan dapur. Ini membuat energi kita bisa lebih teralokasikan dengan baik dan tidak membuat tampilan rumah justru menjadi kapal pecah karena kita bersikeras mengeluarkan semua barang yang berantakan.
12. Rapikan Secara Bertahap
Hindari untuk merapikan seluruh isi rumah sekaligus dalam satu waktu. Ini akan membuat kekacauan bertambah dua kali lipat. Bereskan secara bertahap dan dicicil. Misalnya, hari ini hanya merapikan isi satu lemari pakaian. Besok merapikan meja kerja. Esok harinya membereskan dapur. Ini membuat energi kita bisa lebih teralokasikan dengan baik dan tidak membuat tampilan rumah justru menjadi kapal pecah karena kita bersikeras mengeluarkan semua barang yang berantakan.
13. Tambahkan
Cermin
Cermin, selain dapat mencipta ilusi ruangan
yang lebih luas ternyata punya manfaat lainnya, lho! Seperti dikutip dalam
tulisan 15 Ways to Get Rid of Negative
Energy in Your Home di HouseBeautiful.com
seorang desainer interior, Ana Zuravliova, mengatakan bahwa menambahkan cermin tidak
hanya menciptakan energi yang lebih positif di dekroasi tapi juga membantu
membersihkan pikiran.
14. Fresh with Flowers
Foto: http://freshome.com/pallet-furniture-ideas/ |
Senang dengan bunga?
Bunga segar di dalam vas berisi air akan membuat rumah juga lebih segar.
Penambahan unsur alam di rumah bisa memberikan ketenangan dan memberi efek
relaksasi.
14. Energi Baru dengan Barang Baru
Foto: Aprillia Ramadhina |
Kebosanan yang akut bisa
menjadi energi buruk. Mungkin rumah kamu perlu sentuhan dari benda-benda baru
yang bisa bikin kamu tambah semangat di rumah. Sama halnya ketika kamu beli
blazer baru atau sepatu baru untuk kerja, rasanya jadi tambah semangat, kan? Begitu
juga rumah. Nggak selalu perubahan besar yang kamu butuhkan. Kalau budget nya
belum ada untuk ganti sofa baru, bisa aja kamu beli bantal sofa baru yang
desainnya unik dan menarik. Nggak perlu ganti tempat tidur baru untuk dapat
semangat baru, pakai seprai baru juga udah seru. Sentuhan dari benda-benda
kecil yang baru mungkin hanya memberikan sedikit perubahan di rumah, tapi bisa
berpengaruh besar buat mood kita, lho!
16. Bersihkan Tempat-Tempat yang Sering Diabaikan
Kolong meja, atas lemari, gudang, debu-debu di
pajangan, debu di sela teralis jendela adalah tempat-tempat yang biasanya luput
dibersihkan. Jangan lupa juga debu-debu yang bersarang di peralatan elektronik,
seperti televisi, laptop, dan kipas angin. Kipas angin yang banyaknya debunya
akan menurunkan kualitas udara dalam ruangan.
17. Mengecat Ulang Ruangan di Rumah
Warna cat yang bersih membuat pikiran lebih enteng. Foto: homedit.com |
Kapan terakhir kamu mengecat interior rumah?
10 tahun lalu? Mungkin ini saatnya mengecat ulang dengan warna-warna yang dapat
membangkitkan semangat. Warna punya peranan yang penting dan besar dalam
menentukan suasana hati. Pertimbangkan untuk mengecat ulang rumah dengan
warna-warna netral dan cenderung kalem, untuk membuat kita jadi lebih rileks. Warna
peach atau hijau mint bisa jadi pilihan.
18. Tambahkan Wewangian Sesuai Selera
Rumah yang bau pasti bikin kita nggak betah di
rumah. Aromaterapi bisa jadi pilihan untuk memberikan keharuman yang khas di
rumah. Pilih wangi yang memang kamu suka supaya bisa bikin kam lebih rileks dan
tenang, atau bisa juga pilih wangi yang bikin semangat. Bisa juga cukup dengan
pengharum ruangan biasa yang dijual di pasaran. Atau mungkin bisa dicoba cara
teman saya memberikan aroma ke ruangannya. Ia menaruh banyak biji kopi dalam
sebuah wadah dan ia taruh di meja ruang tamu. Wangi kopinya jadi menguar ke
seluruh penjuru dan rumahnya jadi harum kopi, enak dan segar!
Rumah Sehat,
Hubungan yang Sehat
Sebagai ibu rumah tangga yang juga bekerja
dari rumah, saya menghabiskan hampir seluruh waktu saya berada di rumah. Rumah bukan
saja menjadi tempat tinggal, tapi juga tempat saya berkarya, dan menghasilkan
uang. Jika saya sering stres di rumah sendiri, ini tidak hanya mengganggu
aktivitas saya tapi juga mengganggu hubungan saya dengan orang-orang lainnya di
rumah, dalam hal ini suami dan anak saya. Keadaan rumah sangat berpengaruh pada
kondisi fisik, mental dan emosional orang-orang yang ada di dalamnya.
Secara tidak sadar keadaan rumah yang buruk
bisa menghisap energi saya dan justru membangkitkan emosi buruk. Tak jarang
saya jadi lebih mudah marah atau kesal hanya karena hal-hal kecil. Percayalah, rumah
yang tidak sehat, secara tidak langsung bisa memicu pertengkaran. Rumah yang
nyaman, tidak hanya membuat kita betah tinggal di dalamnya, tapi juga membuat
kita semakin bahagia menghabiskan waktu dan usia kita bersama orang-orang
tercinta. Rumah yang tenang dan damai akan membuat hubungan kita bersama
orang-orang yang berada di dalamnya jadi lebih harmonis.
Menjadikan rumah sebagai istana dan surga
dunia adalah sepenuhnya berada di tangan kita. Berikan nyawa pada hunian kita,
agar rumah tidak hanya menjadi benda mati yang tak terawatt, tapi arsitektur
yang hidup dan memiliki jiwa. Biarkan rumah tumbuh bersama impian orang-orang
yang hidup di dalamnya.
Kalau kamu merasa rumahmu sudah tidak bisa
menyelamatkan jiwamu, mungkin sudah saatnya kamu pindah! Ini solusi yang
mungkin kamu butuhkan. Untuk pindah rumah yang perlu kamu lakukan adalah menjualrumah kamu dan membeli rumah baru. untuk memudahkan kamu menjual rumah dan
mencari rumah baru, kamu bisa masuk ke website RumahHokie. Di sini kamu bisa
jual rumah kamu, enaknya lagi kamu gratis pasang iklan seumur hidup! Kamu juga
bisa nyari rumah sesuai budget kamu. kamu juga bisa cari perumahan baru yang
dibangun oleh pengembang.
Nggak cuma untuk jual-beli rumah aja, situs properti
ini juga memberikan informasi berkualitas, terlengkap, dan teraktual seputar
rumah, apartemen, ruko, tanah, perkantoran, serta industri pendukung sektor
properti.
RumahHokie.com menghadirkan data terkini
proyek-proyek residensial maupun komersial yang dijual maupun disewakan. RumahHokie.com juga
mengulas potensi kawasan dan hal-hal lainnya seputar bisnis properti, jadi bisa
jadi referensi bagi para investor, pencari properti, broker, dan pengambil
keputusan di perusahaan properti yang butuh mengakses informasi properti dengan
cepat dan akurat.
Foto Feature Image: Freshome.com
Yup betul banget, rumah itu tempat segalanya dari kepenatan, stress dan kejenuhan di luar sana. Tapi terkadang karena kekurang mampuan kita untuk menghadirkan energi positif di rumah, maka terkadang rumah terasa kurang menyenangkan. Tapi jangan lupa, bukan hanya dari house nya aja, para penghuninya juga harus diisi dengan "makanan" rohani dan rumah dihiasi dengan alunan ayat suci, biar menjadi "Rumahku Surgaku".
BalasHapusSaya justru sebelum tidur selalu ngutak ngatik hape, udah kebiasaan, abis itu malah ketiduran, ternyata efeknya sangat buruk ya mba...
Nomor 3 kena banget inih, diam-diam masih nyimpen foto mantan, makanya rumah terasa "panas", hahahah.... Udah saya buang jauh-jauh kok mba...
Nomor 5, boro-boro saya mau singkirkan, soalnya pakaian 5 tahun lalu masih pada muat, hahaha..... Kurus adalah takdir,
Mantap nih tipsnya....
Enaknya yang ttp kurus, saya baju setaun lalu aj dh pd ga muat hahaha, efek melahirkan
Hapuswow penjelasannya lengkap banget setuju di kamar mesti hindari elektronik berlebihan mb aku juga dulu penuh sesak skrg kamar emg bwt istirahat 😁
BalasHapusTul hakikat kmr emang tuk leyeh2 hehe
HapusTul hakikat kmr emang tuk leyeh2 hehe
Hapusbetul, buang barang2 lama. Saya jg bersih2 kamar dgn membuang dvd lama (ehm, bajakan) yang buanyak banget... haduh, buang2 duit banget ya saiah...
BalasHapusManusia pada dasarnya senang menimbun barang yaa haha 😁
Hapus