Semua partikel di alam semesta
yang mempunyai massa, selalu mengalami gaya tarik-menarik, itulah yang disebut
gravitasi. Gravitasi matahari membuat benda langit tetap berada pada orbitnya
dan mengitari matahari. Begitupun gravitasi bumi yang membuat benda-benda di
permukaan bumi berada pada tempatnya.
Manusia, dengan segala keunikan potensinya, bisa menjadi gravitasi bagi manusia lain di sekitarnya. Bergantung pada besarnya muatan yang ada dalam dirinya. Dalam hidup saya sekarang, menulis dan menjadi ibu adalah poros kehidupan saya.
Manusia, dengan segala keunikan potensinya, bisa menjadi gravitasi bagi manusia lain di sekitarnya. Bergantung pada besarnya muatan yang ada dalam dirinya. Dalam hidup saya sekarang, menulis dan menjadi ibu adalah poros kehidupan saya.
Setiap orang masing-masing punya daya gravitasi tersendiri bagi lingkungan sekitarnya. Saat memberi pengaruh, seseorang tentunya juga punya sesuatu yang menjadi pusat dunianya di mana aktivitas dan pergerakannya selalu berputar di medan magnet yang sama. Kegiatan yang membuat saya menjadi pusat gravitasi bagi sekitar adalah menulis.
Saya pernah menjadi wartawan yang berpindah-pindah di berbagai
media massa selama lima tahun. Saya pernah menjadi kontributor sebuah majalah
kawasan, menjadi penulis siaran pers untuk beberapa acara, penulis buku,
penulis catatan editor sebuah buku fotografi, penulis konten di media online, editor buku, dan kini saya bergiat menjadi blogger.
Apa pun yang saya kerjakan selalu berkaitan dengan kegiatan tulis
menulis. Dunia kepenulisan apa pun bentuknya, menjadi gravitasi dunia saya.
Sejauh apa pun saya berlari, menulis akan menjadi magnet yang senantiasa menarik
diri saya. Seperti contohnya ketika saya menjadi relawan pengajar di Kelas
Inspirasi Desa di Cikidang, Sukabumi pada tahun 2014 lalu. Saya memakai
profesi “penulis” untuk berbagi inspirasi dengan anak-anak SD di sana.
Dalam kegiatan tersebut, masing-masing relawan memberikan inspirasi tentang profesinya. Hal ini dimaksudkan agar kelak, anak-anak Indonesia, punya lebih banyak cita-cita yang beragam sesuai bakat dan minat mereka. Dengan melihat secara nyata orang-orang yang menekuni bidangnya masing-masing, anak-anak tersebut mendapat gambaran dari contoh langsung bahwa tidak ada batasan untuk bermimpi, dan sesungguhnya cita-cita memang sudah seharusnya digantungkan setinggi langit.
Setelah pemberian materi dilakukan, anak-anak tersebut menuliskan mimpi-mimpi mereka di pohon cita-cita yang kami sediakan. Betapa terharunya saya, ketika melihat banyak anak yang ingin menjadi penulis. Setiap anak berhak punya kesempatan yang sama untuk meraih mimpi mereka, di mana pun mereka tinggal, dan dari mana pun mereka berasal.
Bangun mimpi anak Indonesia! |
Dalam kegiatan tersebut, masing-masing relawan memberikan inspirasi tentang profesinya. Hal ini dimaksudkan agar kelak, anak-anak Indonesia, punya lebih banyak cita-cita yang beragam sesuai bakat dan minat mereka. Dengan melihat secara nyata orang-orang yang menekuni bidangnya masing-masing, anak-anak tersebut mendapat gambaran dari contoh langsung bahwa tidak ada batasan untuk bermimpi, dan sesungguhnya cita-cita memang sudah seharusnya digantungkan setinggi langit.
Setelah pemberian materi dilakukan, anak-anak tersebut menuliskan mimpi-mimpi mereka di pohon cita-cita yang kami sediakan. Betapa terharunya saya, ketika melihat banyak anak yang ingin menjadi penulis. Setiap anak berhak punya kesempatan yang sama untuk meraih mimpi mereka, di mana pun mereka tinggal, dan dari mana pun mereka berasal.
Salah satu murid SDN 1 Cikidang, Sukabumi yang bercita-cita ingin menjadi pilot. Foto: Aprillia Ramadhina |
"Semua aktivitas saya berpusat pada tulisan. Kata-kata senantiasa menjadi fondasi yang menyusun mimpi saya. Ketika kita sudah berhasil meraih mimpi, yang harus kita lakukan adalah berbagi. Dengan berbagi, kita dapat membantu mewujudkan mimpi orang lain." - April Tupai
Saat menjadi relawan pengajar Kelas Inspirasi Desa |
Kemana pun saya menjelajah,
menulislah yang membuat saya senantiasa membumi. Menulis adalah jalan saya
pulang, menemukan rumah. Dengan menulis orang-orang dengan mudah menemukan saya.
Bertamu di halaman kehidupan saya.
Sewaktu tugas liputan dan bertemu dengan wartawan dari berbagai media lain. Liputan konser Julio Iglesias (atas), liputan ke Anambas (tengah) dan liputan ke Bali (bawah). Foto: dok. pribadi |
Menulis adalah Passion dan Penulis adalah Jati Diri
Foto: dok. pribadi |
Menurut
Sir Issac Newton, benda bermassa kecil akan cenderung tertarik pada benda
bermassa besar. Gaya gravitasi berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding terbalik dengan jaraknya. Semakin besar massa benda maka akan semakin besar gaya
gravitasinya. Sementara semakin jauh jarak benda maka akan semakin kecil
gaya gravitasinya.
Jadi, semakin kita “berisi” maka semakin banyak daya tarik yang kita punya. Semakin banyak kita berelasi dan tidak mencipta jarak yang terlalu jauh dengan sekitar, maka semakin besar gaya gravitasi kita.
Jadi, semakin kita “berisi” maka semakin banyak daya tarik yang kita punya. Semakin banyak kita berelasi dan tidak mencipta jarak yang terlalu jauh dengan sekitar, maka semakin besar gaya gravitasi kita.
Saat liputan ke Tanjung Pinang, berfoto dulu di depan Masjid Sultan Riau yang konon dibangun dengan putih telur sebagai perekat. Foto: dok. pribadi |
Saat menjadi wartawan seni budaya di sebuah koran di Jakarta saya sering liputan ke galeri-galeri seni. Foto: dok. pribadi |
Berfoto bersama para seniman di Taman Ismail Marzuki |
Berpindah-pindah dari media yang satu ke media yang lainnya membuat saya memiliki banyak relasi. Seringkali orang-orang yang saya kenal di media yang satu juga kenal dengan teman-teman saya di media lainnya. Belum lagi relasi saya dengan para narasumber. Ketika menjadi wartawan gaya hidup saya banyak bertemu dengan selebriti. Bekerja di media yang fokus membahas arsitektur dan desain, saya jadi kenal beberapa arsitek dan desainer interior. Ketika menjadi jurnalis seni budaya, saya kenal beberapa seniman, mulai dari pemain teater, pelukis, pematung, musisi, bahkan penulis lainnya.
Saat menulis buku tentang kepenyiaran, saya bertemu banyak penyiar
radio. Sewaktu menulis di media yang membahas startup dan
bidang kreatif, saya bertemu banyak pengusaha muda dan insan kreatif yang
berkarya. Kini, saya fokus menjadi blogger dan saya pun menjalin pertemanan
maya dengan banyak blogger lainnya dengan cara saling berkunjung dan saling
berkomentar di blog.
Saya bersama beberapa narasumber yang ada di dalam buku (Choky Sitohang, Sogi Indra Dhuaja, Nico Siahaan dan Ringgo Agus) |
Berpindah-pindah pekerjaan membuat
saya kaya pengalaman dan punya segudang kenalan. Apa pun identitas saya, apa pun
profesi saya, menulis adalah bagian dari jati diri. Tulisan dan kata-kata
menjadi inti kehidupan saya.
Menjadi Gravitasi bagi Pembaca
Beberapa komentar dari pembaca yang membaca buku saya "Turn on the Radio" |
Meski dua tahun telah berlalu sejak
buku saya terbit. Sampai hari ini saya masih menerima pesan dari orang yang
ingin membeli buku tersebut atau menerima komentar dari orang yang baru saja
membacanya. Tanpa sadar saya dan aktivitas saya telah menginspirasi orang-orang di sekitar saya, terutama orang-orang yang membaca tulisan-tulisan
saya.
Saat peluncuran buku saya berlangsung, saya
diwawancarai oleh teman-teman media yang saya kenal di berbagai acara
karena sering liputan bareng sebelumnya. Peluncuran buku saya pun diliput di
berbagai media. Bahkan beberapa hari setelahnya, saya juga diwawancarai sebuah radio yang berlokasi di Bengkulu. Saya bersyukur mendapat banyak
respon dari teman-teman pembaca, baik yang memang saya kenal maupun orang-orang asing. Mereka
mengirimkan pendapatnya selesai membaca buku tersebut melalui media sosial. Ada
yang menegur saya di Twitter, Instagram, Path, Facebook, dan lain sebagainya.
Acara peluncuran buku saya yang dihadiri wartawan berbagai media |
Liputan peluncuran buku saya di berbagai media |
Saya pun membagi-bagikan buku saya
ke berbagai narasumber yang saya temui ketika saya bekerja di sebuah media baru
sebagai kontributor. Seperti Chicco Jericko, Comi “Payung Teduh”, Wahyu Aditya
(pendiri HelloMotion Academy), Riana Bismarak (pendiri Belowcepek.com), Zacky Muhammad
(pendiri Bukalapak.com), Ollie (penulis dan pendiri Nulisbuku.com), Emte
(ilustrator) dan lain-lain. Bahkan buku saya sempat dibahas oleh Sarah Sechan di sebuah acara stasiun televisi swasta.
Buku saya juga sampai di tangan fashion designer ternama Tex Saverio :). Foto: Aprillia Ramadhina |
Tidak ada hasil yang sia-sia dari sebuah kerja keras. Saya pun mendapat apresiasi atas dedikasi
yang saya lakukan. Ketika memutuskan resign dari dunia media dan profesi
jurnalistik pada bulan Agustus 2016. Saya tidak ingin berhenti menulis.
Pekerjaan menulis tidak terbatas pada profesi tertentu saja. Pekerjaan sebagai
wartawan dan perusahaan media hanyalah salah satu sarana yang memfasilitasi
kegiatan menulis saya. Pada dasarnya menulis itu sendirilah yang telah mengalir
di darah saya. Meski saya tidak lagi menjadi wartawan sebuah media, saya tetap
bisa punya media sendiri, yakni blog. Karena itu saya kembali menghidupkan blog
saya yang dulunya sempat terbengkalai karena kesibukan menjadi wartawan yang
setiap harinya menulis artikel.
Ternyata kembalinya saya menulis
blog membuahkan hasil. Pada bulan November 2016 saya memenangkan lomba blog yang diadakan oleh Yayasan Jantung
Indonesia sebagai pemenang favorit. Pada bulan Januari 2017 saya memenangkan lomba blog yang diadakan sebuah perusahaan barang elektronik sebagai pemenang hiburan. Di bulan yang sama tulisan saya terpilih di
sebuah situs pencarian kerja untuk industri kreatif. Dari sekitar 80 tulisan yang masuk dan diseleksi, tulisan saya lolos menjadi salah satu dari tiga terbaik. Semua karena kekuatan kata-kata dan
tulisan.
Sebagai penulis saya juga punya idola seorang penulis lain. Salah satu penulis yang karyanya menurut saya sangat inspiratif adalah Dewi "Dee" Lestari. Ia sosok penulis yang punya gravitasi kuat untuk pembacanya. Sewaktu masih menjadi mahasiswa filsafat di Universitas Indonesia saya pernah meresensi bukunya yang berjudul Madre dan dimuat di harian Kompas pada tahun 2011, judul resensinya adalah "Ada Tuhan dalam Kupasan Bawang" (tulisan dapat dilihat di sini) . Dalam bukunya tersebut, Dewi juga menyebutkan bahwa hadiah terbesar sebagai penulis ada ketika karyanya dapat menyentuh, bahkan mengubah hidup pembacanya. Sedikit banyak, karya-karya Dee memang mengubah sudut pandang saya terhadap dunia. Saya, dengan segala keterbatasan yang saya punya suatu saat juga ingin punya karya yang seperti itu.
"Kata-kata punya kekuatan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pikiran serta perilaku orang lain. Melalui tulisan, kita bisa berkontribusi menciptakan perubahan dunia. Sebaik-baiknya tulisan adalah tulisan yang tidak hanya untuk dinikmati diri sendiri, tapi juga yang bisa memberikan sebanyak-banyaknya manfaat pada kehidupan" - April Tupai
Menjadi Semesta bagi Anak Tercinta
Foto: Aprillia Ramadhina
Aku, bumi bagi anakku
Dalam diriku ia tumbuh
Dalam rahimku, ia menjadi manusia
Dalam jiwa dan ragaku. Ia. Hidup
Aku, pusat dunianya
Rumahnya mengadu pilu
Mengabarkan kegembiraan
Ia ukir pulau derita di tubuhku
Ia alirkan lautan bahagia di hatiku
Aku, bumi yang selalu memeluknya utuh, seluruh
Aku, tanah yang selalu mengenang setiap jejaknya
Aku, tempatnya selalu menuju dan pulang
(Puisi
berjudul “Aku, Bumi bagi Anakku” karya Aprillia Ramadhina)
Selain menulis, kegiatan
saya yang paling utama sehari-harinya adalah menjadi ibu. Seorang ibu pastinya
menjadi pusat dunia bagi anaknya. Itu yang saya rasakan ketika menjadi ibu dari
anak saya Arina Kamila. Ia menyusu langsung dari payudara saya sampai sekarang usianya
empat bulan. Sebenarnya bisa saja saya memberikannya ASI perah, akan tetapi ada banyak keuntungannya memberikan ASI langsung dari payudara, salah satunya yang paling penting ialah terjalinnya ikatan (bonding) yang kuat antara ibu dan anak.
Saat sempat sakit infeksi saluran kemih saat usianya tiga bulan, ia hanya ingin digendong dan didekap di dada saya. Ketika ia haus dan lapar, sayalah yang ia cari. Saat ia kepanasan, kedinginan, bosan dan kesepian, sayalah yang ia harapkan selalu ada. Apa pun yang ia rasakan, ia selalu membutuhkan saya.
Saat saya sakit dan harus dirawat, ia tetap menyusu langsung di dada saya. Padahal saat itu saya mengalami infeksi saluran pencernaan. Sebelum dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit, saya diare sampai 15 kali di rumah. Dalam keadaan diri sendiri hampir dehidrasi, saya tetap harus menyusui anak saya. Selama tiga hari dua malam, ia ikut menginap bersama saya di rumah sakit. Sedih melihatnya jadi harus tidur di rumah sakit. Akan tetapi, sayalah sumber kehidupannya. Apa yang saya makan menentukan kualitas ASI saya yang berarti juga menentukan kualitas anak saya.
Saat sempat sakit infeksi saluran kemih saat usianya tiga bulan, ia hanya ingin digendong dan didekap di dada saya. Ketika ia haus dan lapar, sayalah yang ia cari. Saat ia kepanasan, kedinginan, bosan dan kesepian, sayalah yang ia harapkan selalu ada. Apa pun yang ia rasakan, ia selalu membutuhkan saya.
Saat saya sakit dan harus dirawat, ia tetap menyusu langsung di dada saya. Padahal saat itu saya mengalami infeksi saluran pencernaan. Sebelum dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit, saya diare sampai 15 kali di rumah. Dalam keadaan diri sendiri hampir dehidrasi, saya tetap harus menyusui anak saya. Selama tiga hari dua malam, ia ikut menginap bersama saya di rumah sakit. Sedih melihatnya jadi harus tidur di rumah sakit. Akan tetapi, sayalah sumber kehidupannya. Apa yang saya makan menentukan kualitas ASI saya yang berarti juga menentukan kualitas anak saya.
"Ibu yang baik bukanlah perempuan sempurna yang bisa melakukan segala hal. Ibu yang baik adalah ibu yang tahu bahwa dirinya tidak sempurna dan dengan semua kemampuan yang dimilikinya berupaya melakukan apa pun yang terbaik untuk anaknya." -April Tupai
Jika ada gravitasi yang begitu besar diartikan dalam hubungan
antar manusia, pastilah gravitasi ibu terhadap anaknya. Ada gravitasi yang
terasa begitu kuat dan nyata melalui hubungan yang terjalin antara ibu dengan
anaknya.
Jika ada gravitasi yang begitu besar diartikan dalam hubungan
antar manusia, pastilah gravitasi ibu terhadap anaknya. Ada gravitasi yang
terasa begitu kuat dan nyata melalui hubungan yang terjalin antara ibu dengan
anaknya.
#SmartphoneLUNA Menunjang Kegiatan Saya Sebagai Ibu yang Menulis dan Menjadi Gravitasi
Sumber: Luna Indonesia |
Kini, aktivitas saya
lebih banyak menulis blog. Hal ini dikarenakan menulis blog merupakan aktivitas
yang cukup fleksibel dilakukan oleh saya yang memang tugas utamanya mengurus
anak saya yang masih bayi. Untuk mendukung aktivitas saya yang sibuk mengasuh anak dan tetap mengaktualisasikan diri dengan menulis, saya butuh gadget yang canggih dan punya banyak keunggulan. Luna Smartphone lah jawabannya! Kenapa harus Luna Smartphone? Baca alasan-alasannya di bawah ini, ya:
Dalam menulis blog, atau pekerjaan menulis lainnya, saya butuh smartphone yang bisa membantu saya dimana saja dan kapan saja mencatat ide-ide baru yang meletup dalam kepala sebelum menuliskannya ke dalam laptop. Sering kali ide menarik muncul selalu tiba-tiba tanpa aba-aba.
7 Keunggulan #SmartphoneLUNA yang Memperkuat Saya Menjadi Gravitasi
Dalam menulis blog, atau pekerjaan menulis lainnya, saya butuh smartphone yang bisa membantu saya dimana saja dan kapan saja mencatat ide-ide baru yang meletup dalam kepala sebelum menuliskannya ke dalam laptop. Sering kali ide menarik muncul selalu tiba-tiba tanpa aba-aba.
Foto: Facebook Luna Indonesia |
Smartphone yang
baterainya cepat habis dan lama charging-nya tentu bukan pilihan. Ide bisa
hilang begitu saja seperti hantu jika tidak segera ditangkap. Jangan sampai
ketika sedang asyik-asyiknya menulis catatan ide di handhone, tiba-tiba
handphone mati kehabisan daya. Untungnya, #SmartphoneLUNA ini hanya butuh waktu setengah jam untuk pengisian daya hingga 40%! Atau dengan
waktu pengisian selama 70 menit saja, baterai sudah terisi 100%! Hemat waktu banget! Saya jadi bisa tetap produktif, deh. Saya memang cukup sering mencatat ide tulisan yang melintas dalam kepala di smartphone pada saat menyusui anak saya. Jadi nggak ada waktu yang terbuang percuma.
Sebagai penulis saya juga harus eksis di dunia maya, dan sebagai ibu saya juga harus bersosialisasi serta jangan sampai ketinggalan informasi. Media sosial adalah wadah saya untuk tetap merawat pertemanan dan mempertahankan relasi. Saya senang banget bermain media sosial (Path, Line, Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya) serta browsing lomba-lomba menulis di internet. Tentunya enak banget kalau punya gadget yang baterainya tahan lama. Banyaknya aplikasi yang berjalan biasanya sering buat handphone jadi gampang ngedrop baterainya. Nah, kalau punya Luna Smartphone nggak perlu khawatir. Kapasitas baterainya sebesar 3000 mAh. Jadi, meskipun digunakan untuk membuka banyak aplikasi dan browsing internet, ponsel ini dapat bertahan hingga belasan jam! Sedangkan untuk pemakaian normal, daya tahan baterainya bisa sampai dua hari. Awet banget, kan!
Sekilas kalau dilihat bentuknya Luna Smartphone ini agak mirip dengan iPhone. Itu karena smartphone asal Korea Selatan ini dibuat oleh perusahaan TG & Co. yang juga melibatkan Foxconn dalam produksi smartphone ini. Foxconn adalah perusahaan manufaktur barang elektronik yang terkenal menangani produksi iPhone dan iPad. Pilihan warna silver dan space grey yang kekinian bisa membuat penampilan kita jadi semakin stylish. Jadinya semakin percaya diri kalau lagi nongkrong bareng teman atau meeting dengan klien. Bodinya juga slim, jadi bisa disimpan di kantong celana jeans kesayangan.
Sekilas kalau dilihat bentuknya Luna Smartphone ini agak mirip dengan iPhone. Itu karena smartphone asal Korea Selatan ini dibuat oleh perusahaan TG & Co. yang juga melibatkan Foxconn dalam produksi smartphone ini. Foxconn adalah perusahaan manufaktur barang elektronik yang terkenal menangani produksi iPhone dan iPad. Pilihan warna silver dan space grey yang kekinian bisa membuat penampilan kita jadi semakin stylish. Jadinya semakin percaya diri kalau lagi nongkrong bareng teman atau meeting dengan klien. Bodinya juga slim, jadi bisa disimpan di kantong celana jeans kesayangan.
Foto: Facebook Luna Indonesia |
Idola saya yang ganteng maksimal Marshall Sastra ternyata pakai #SmartphoneLUNA! Foto: Facebook Luna Indonesia |
#SmartphoneLUNA modis banget, bikin penampilan jadi tambah kece!. Foto: Facebook Luna Indonesia |
Saat ini saya memilih untuk berada di sisi anak saya setiap saat. Karena itu saya bisa melihatnya tumbuh dan berkembang setiap harinya. Semakin hari ada saja tingkah lakunya yang mengundang tawa. Sebuah keistimewaan bagi saya bisa menyaksikan perubahan-perubahannya dari yang baru lahir masih seberat 3, 65 kg, hingga sekarang sudah mencapai 7 kg. Dari yang tidak bisa mengucap apa-apa, sekarang sudah mengeluarkan banyak suara. Dari yang hanya tiduran dan nggak banyak gerak sampai sekarang yang hobinya tengkurap sendiri dan tertawa. Kelak, akan lebih banyak lagi yang ia perlihatkan pada saya.
Saya senang sekali menangkap momen setiap
perkembangan Arina dan setiap ekspresinya. Dalam memotret bayi, tidak bisa
langsung dapat gambar yang sempurna hanya dalam satu kali jepret saja. Untuk
satu momen, saya bisa memotret Arina sampai lebih dari 10 kali. Sedangkan saya
sangat senang mengabadikan momen bersama Arina hampir setiap hari. Untuk itu
saya butuh handphone dengan kapasitas penyimpanan yang besar. Namun saya nggak
perlu khawatir lagi karena smartphone Luna bisa menyimpan cerita dan memori
lebih banyak karena kapasitas memori internalnya hingga 64 GB dan kapasitas memori eksternalnya (Micro SD) hingga 128 GB.
Kualitas kameranya Luna Smartphone juga canggih banget karena dilengkapi kamera belakang 13 MP dan kamera depan 8 MP. Lebih unggul dari iPhone 6S Plus yang berkamera belakang 12 MP dan kamera depan 5 MP. Untuk perbandingannya, berikut ini hasil pengambilan gambar dengan Luna dan iPhone 6S Plus:
Gambar pertama diambil menggunakan Luna Smartphone dengan mode Auto, gambar kedua masih dengan smartphone Luna mode Dynamic Lighting, dan gambar ketiga diambil menggunakan iPhone 6S Plus. Dari hasilnya terlihat kamera Luna menghasilkan gambar yang lebih real dan natural dibanding iPhone 6 S Plus yang hasilnya tampak lebih putih. Oleh karena itu warna gambar lebih nyata dan akurat serta tidak tampak pudar.
Objek juga terlihat lebih tajam, jelas dan fokus, dibanding gambar yang diambil oleh iPhone 6S Plus yang membuat foto tenggelam ke latar belakangnya. Dengan cahaya yang minim hasilnya tetap maksimal. Mode Dynamic Lighting yang dimiliki LUNA berfungsi untuk menyesuaikan kondisi pencahayaan di sekitar objek dan secara otomatis mengatur penerangan (brightness) pada foto. Jadi, nggak khawatir lagi kalau foto di tempat yang minim cahaya. Selain itu #SmartphoneLUNA juga dilengkapi fitur anti-shake pada kamera, jadi kita nggak perlu lagi khawatir dengan hasil foto yang blur. Cocok banget nih, untuk foto Arina yang hobinya gerak dan goyang-goyang. Ada 22 scene options juga dan 25 filter effects yang bikin hasil foto jadi lebih seru!
Blog yang baik juga perlu dilengkapi dengan foto-foto. Blog yang menyajikan tulisan beserta konten visual yang indah akan lebih menarik untuk dibaca. Lebih bagus tentunya kalau konten visual tersebut adalah foto hasil jepretan kita sendiri. Nah, kalau motretnya pakai Luna, dijamin penampilan blog pasti jadi lebih keren dan semakin banyak pengunjungnya.
Dengan harga yang lebih terjangkau yakni sekitar Rp 5. 499.000, kualitas Luna sudah bisa disejajarkan dengan iPhone 6 S Plus yang harganya jelas-jelas jauh lebih mahal. Tampilan gambar di layarnya yang berukuran 5,5 inci sangat jernih dan tajam karena layarnya beresolusi 1920 x 1080 Full HD serta mengusung kepadatan
layar 401 ppi pixel density. Luna juga dilengkapi RAM 3 GB dan prosesor Snapdragon 801 quad-core yang berkecepatan 2,5 GHz. Luna juga support jaringan 4G LTE, jadi mau nonton video, main game dan internetan bisa semakin lancar.
Selain itu #SmartphoneLuna juga sangat tahan banting untuk memantapkan diri sebagai gravitasi. Sebagai ibu yang berurusan dengan bayi yang baru mulai aktif, handphone yang jatuh atau terlempar adalah hal yang sangat mungkin mudah terjadi. Luna sudah terbukti kuat banget, dijadikan tatakan memotong buah nggak lecet, disiram air nggak rusak, bahkan tidak hancur digilas mobil!
Foto: Facebook Luna Indonesia |
Sumber: blog.luna.id |
Kualitas kameranya Luna Smartphone juga canggih banget karena dilengkapi kamera belakang 13 MP dan kamera depan 8 MP. Lebih unggul dari iPhone 6S Plus yang berkamera belakang 12 MP dan kamera depan 5 MP. Untuk perbandingannya, berikut ini hasil pengambilan gambar dengan Luna dan iPhone 6S Plus:
Sumber: blog.luna.id |
Foto: Facebook Luna Indonesia |
Objek juga terlihat lebih tajam, jelas dan fokus, dibanding gambar yang diambil oleh iPhone 6S Plus yang membuat foto tenggelam ke latar belakangnya. Dengan cahaya yang minim hasilnya tetap maksimal. Mode Dynamic Lighting yang dimiliki LUNA berfungsi untuk menyesuaikan kondisi pencahayaan di sekitar objek dan secara otomatis mengatur penerangan (brightness) pada foto. Jadi, nggak khawatir lagi kalau foto di tempat yang minim cahaya. Selain itu #SmartphoneLUNA juga dilengkapi fitur anti-shake pada kamera, jadi kita nggak perlu lagi khawatir dengan hasil foto yang blur. Cocok banget nih, untuk foto Arina yang hobinya gerak dan goyang-goyang. Ada 22 scene options juga dan 25 filter effects yang bikin hasil foto jadi lebih seru!
Blog yang baik juga perlu dilengkapi dengan foto-foto. Blog yang menyajikan tulisan beserta konten visual yang indah akan lebih menarik untuk dibaca. Lebih bagus tentunya kalau konten visual tersebut adalah foto hasil jepretan kita sendiri. Nah, kalau motretnya pakai Luna, dijamin penampilan blog pasti jadi lebih keren dan semakin banyak pengunjungnya.
Selain itu #SmartphoneLuna juga sangat tahan banting untuk memantapkan diri sebagai gravitasi. Sebagai ibu yang berurusan dengan bayi yang baru mulai aktif, handphone yang jatuh atau terlempar adalah hal yang sangat mungkin mudah terjadi. Luna sudah terbukti kuat banget, dijadikan tatakan memotong buah nggak lecet, disiram air nggak rusak, bahkan tidak hancur digilas mobil!
Sumber: blog.luna.id |
Musik bagi saya penting banget untuk menemani aktivitas menulis supaya lebih semangat dan me-refresh diri setelah lelah mengasuh anak seharian. Dengan dilengkapi smart sound amplifier, suara yang dihasilkan Luna lebih bersih dan halus. Jadi semakin nyaman dengerin musik dari playlist favorit. Karena bagi saya, sebagai ibu yang banyak waktunya berada di rumah bersama bayi yang sering menangis dan hanya diam ketika tidur, mendengarkan musik adalah "Me Time" yang sangat membahagiakan.
Foto: Facebook Luna Indonesia |
Dengan segala keunggulan yang dimiliki, smartphone Luna bisa membuat kita mengukir lebih banyak kontribusi di dunia ini. Melahirkan perubahan-perubahan kecil untuk hidup yang lebih baik dan memancarkan pengaruh positif kepada sekitar.
Bagi saya menjadi gravitasi bagi sekitar adalah dengan terus menulis dan berupaya menjadi ibu yang baik. Ibu yang baik akan melahirkan keluarga yang baik, dan keluarga yang baik akan menghasilkan generasi yang baik. Kelak, anak saya juga akan mengukir sejarahnya sendiri dan menjadi gravitasi bagi dunianya, yang bisa jadi sangat mungkin berbeda sekali dengan dunia saya. Anak saya adalah alasan saya terus menerus ingin menebar kebaikan melalui tiap hal yang saya kerjakan. Karena, suatu saat saya hanya ingin dikenang sebagai ibu yang bisa ia banggakan. Saya tidak ingin ia sampai merasa menyesal telah dilahirkan dari rahim saya. Jika ia dewasa nanti, saya ingin ia tidak hanya belajar dari karya-karya orang lain, tapi juga belajar dari karya ibunya sendiri. Saya ingin ia belajar bahwa kehidupan sangat luas untuk ditulisi.
Apa pun profesi kita, apa pun kegiatan kita, meski hanya sedikit yang kita bisa berikan pada hidup, pasti punya dampak yang dirasakan bagi orang-orang di sekeliling kita. Hadirnya manusia di muka bumi, punya makna yang berbeda-beda, baik disadari atau tidak, menjadi gravitasi adalah peran setiap manusia.
Gambar: Aprillia Ramadhina |
Assignment System
|
Android Marshmallow + InLife UI 2.0
|
Network types
|
GSM / GPRS / EDGE / WCDMA / HSPA +FDD-LTE/TD-LTE
|
Battery
|
|
Core chips
|
Qualcomm® Snapdragon ™ 801 quad-core 2.5GHz processor
|
Display Screen
|
|
Memory
|
|
Main camera
|
13 million pixel autofocus camera, F2.0 large aperture, dual LED flash
|
Front of the camera
|
8 million pixel fixed focus lens, F1.8 large aperture wide angle 80
|
Sensors
|
Ambient light sensor, approaching sensors, magnetic sensors,
acceleration sensors, electronic compass, gyroscope
|
Weight
|
186g
|
Terus menulis dan jadi gravitasi. Ia kelak juga akan menjadi jejak untuk sejarahmu yang lain. Terus menulis, Ibunya Arina
BalasHapusIya kak kita semua pasti bisa jadi gravitasi yang berguna bagi sekitar :)
HapusWow, amazing. Mba nya lebih gravitasi dibanding saya, prestasinya luar biasa. Bener2 menjadi magnet bagi orang-orang, dan bisa bertemu banyak orang... Cool 😎
BalasHapusMakasih kak udah berkunjung, semoga kita semua bisa slalu kasih pengaruh yg baik utk sekitar yaa :)
Hapusprofesi dan passion yang menakjubkan.. semoga senantiasa menjadi gravitasi bagi sekitarnya dan bermanfaat bagi alam semesta raya, aamiin...
BalasHapusAmiin. Makasi ya udh berkunjung, sekecil apapun peran kita semoga slalu kasih hal baik utk dunia yaa
HapusKeren mba, ikutan lomba juga ya. Mantap tulisanya🖒
BalasHapusKunjungan balik dari septian official blog
Makasi ya buat kunjungan baliknyaa. Good luck ya buat kita semua hwhe
HapusSosok ibu yang luar biasa, kagum.
BalasHapusMaaci kak udah berkunjung :)
HapusRingan dibaca, menarik, dan berbobot. Ternyata jadi penulis itu seru juga ya bisa ketemu banyak hal baru dan juga artis2 kece hahaa, keren mbaak, terus berkarya ya buat para pembaca setia mba ga bosan2 baca tulisan mba, Good Luck buat lombanya !
BalasHapusMakasih kak udah berkunjung hehe
HapusAwasome, mbak April pantas menjadi gravitasi karena banyak prestasi. RA Kartini kalau masih hidup pasti seneng melihat prestasi-prestasi mbak April...sukses selalu ya mbak....
BalasHapusMakasi bnyk jengyuni udh brkunjung, aa dirimu jg awesome mba, sukses slalu jg yaaa
HapusMbaaak aprilll keceee bangeeeet. Penulis handal dan inspiratif 😊😊 aku sampai tertarikkk gravitasi mbaak ini. Salut mbak, super mom yg selain menulis juga jd ibu yg hebat untuk arina dan keluarga. Apalagi ada smartphone Luna mbak ya, jd makin besar gravitasi ke sekitarnya 😁 good luck jugaa ya mbak april lombanyaa 😊
BalasHapusMakasi lucky km jg kece muda bnyk prestasi. Moga kita semua beruntung yaaaa
HapusMbak april keren banget jurnalis handal sering ketemu orang beken, mau donk aku diajarin nulis biar jadi pusat gravitasi kaya mbak april
BalasHapusWaduh kak aku bsnya cm berbagi blm smpe dlm tahap ngajarin hihi. Kita semua bisa ko jd gravitasi dgn cara masing2 hihi. Makasi bnyk udah berkunjung kak :)
HapusKalau bagi saya, ngeblog itu bukan hanya tentang menulis, tapi juga tentang fotografi. Nah, dengan adanya kamera dari setara iPhone 6S dari smartphone luna ini, aktifitas ngeblog pun semakin lancar karena mampu menghasilkan gambar gambar yang lebih terang. Btw komentar ya di artikel saya http://www.amir-silangit.com/2017/04/menjadi-gravitasi-di-lingkungan-sekitar.html terimakasih, sukse untuk lombanya ^_^ #BeTheGravity with #SmartphoneLUNA
BalasHapusIya kak bener banget foto itu konten visual yg bikin blog jd menarik. Klo fotony pke luna psti kece abis yaa. Bisa ngambil foto dmn aj kpn aja. Dgn hasil yg oke. Saya slma ini msi pke kmera pocket ribet klo dbw2 trs hehe
HapusPuisi mbak untuk putri mbak menyentuh kalbu. Keren sekali!
BalasHapusSaya jadi tertarik dengan buku yang mbak tulis nih.
Semangat terus ya mbak untuk tetap produktif.
Makasih kak udh berkunjung. Waa udh ga ad d tokbuk bukuny hihi. Kaka jg slalu semangat yaaa
HapusGak mudah loh seorang ibu dengan seabrek urusan anak rumah dan suami tapi ttp menginspirasi melalui karya tulisan. Good luck cinn
BalasHapusIyaa betul bgt, nulis itu yaaa pas bocah bobo ato pas malem ada bapake yg bantu ngurus hehe. Hal2 yg dulunya gampang bgt dilakuin skrg jd perjuangan bgt hihi. Makasi mba udh berkunjung
HapusWih si teteh ini multitalent banget segala bisa,
BalasHapusSUdah ketemu banyak asrtis lagi wkwkw.
teh April panutan qu :v
Makasi bnyk ya duh dibilang multitalent pulak jd malu hehe.
HapusKeren bangat Mba Putri, pengalamannya di bidang kepenulisan luar biasa ternyata. Salut!
BalasHapusBtw, puisinya keren :)
Makasih banyak kak, btw nama saya April bukan putri apalagi putri yang tertukar hehe. Makasi jg udh berkunjung :)
HapusInspirasi tiada henti mbak, apalagi sampai ketemu orang-orang hebat lainnya :)
BalasHapusMakasi mas udh berkunjung. Semoga kita slalu bs menebar inspirasi dmn pun kita berada yaa :)
HapusHi mb April, ternyata aku blm komen disini, padahal udah pernah baca dan mampir loh :) terus menulis dan berkarya ya mbak, paralel dgn tgs sebagai ibu :)
BalasHapusMakasi mba udh komen :). Iyaa dirimu jg yaa terus berkarya :)
HapusWooow, prestasinya mbak April segudaang... Sukaaa deh sama tulisannya, terasa aura gravitasinya :)
BalasHapusSebagai Ibu multitasking, sepertinya Luna ini memang smartphone yang serasi ya ^^
Goodluck mba April, semoga berhasil
Makasi mba, senang kalo tulisannya disukai. Iyaa betul bgt luna ini manis yaa semanis namanya #tsaahh
Hapushallo kak, sama sama goodluck ya :) Keep Gravity :)
BalasHapusMakasi udh berkunjung kak, good luck untuk kita semua yaa :)
HapusWah ibu yg hebat hehe. Di tengah lajunya dunia visual (Vlog) ternyata masih ada semangat buat menjadi penulis. Semangat yah
BalasHapusMakasi kak, hehe iya sayanya blm tertarik ngevlog lbh krn ga pede depan layar si hahaha. Makasi kak udh mampir :)
HapusTerhipnotis dengan tulisan mbak! Keren banget! Sebagai calon ibu, saya terinspirasi supaya bisa menjadi ibu yang bermanfaat bagi sekitar. Dan menceritakan pengalaman inspiratif pada anaknya kelak. Keep gravity :)
BalasHapus