Membangun
sebuah bangsa berarti harus dimulai dengan membangkitkan diri sendiri. Individu
yang berkembang dan berdaya, adalah pion-pion yang akan menggerakan perubahan
dan kemajuan suatu negara.
Pergerakan
sebuah negara dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan masyarakatnya. Perubahan
kebiasaan ini salah satunya dibentuk oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang semakin canggih dari hari ke hari.
Sekarang
kita merasa hidup menjadi semakin mudah dengan dapat mengetahui berita terbaru
di dunia, arah jalan, jalur lalu lintas yang
lancar, atau sesederhana memesan makanan, transportasi dan lain
sebagainya. Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang tak
bisa dibendung, bisa jadi kita akan terperangah di kemudian hari. Apa pun bisa
terjadi di masa depan. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah mengubah dan memudahkan hidup banyak orang.
Terutama
dengan hadirnya internet dan media sosial yang tidak hanya bisa diakses melalui
komputer atau laptop, tapi juga dari ponsel pintar (smartphone). Dalam survei yang dilakukan Google pada tahun 2015, 43% masyarakat Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar. Ponsel pintar membuat orang menjadi begitu fleksibel untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Nyatanya, internet dan
media sosial tidak hanya
mengubah cara kita berkomunikasi tapi juga berkontribusi pada
kemajuan suatu bangsa serta telah mengubah ekonomi global dan masyarakat
di seluruh dunia.
Sir
Timothy John Berners-Lee yang
membuat proyek World Wide Web yang
membuat kita bisa mengakses informasi melalui media internet mengatakan bahwa “Web
lebih kepada kreasi sosial daripada sekedar ciptaan mesin teknis semata. Saya
merancangnya untuk efek sosial, membantu orang untuk bekerja sama,” ia
mengatakan ini dalam bukunya Weaving The
Web: The Original Design and Ultimate Destiny of the World Wide Web (2000).
Dalam
memanfaatkan teknologi komunikasi, saya sendiri pun merasakan banyak sekali
keuntungannya, beberapa di antaranya:
Menjadi Orang yang Mudah Ditemukan
Tahun
2015 saya menerbitkan buku berjudul “Turn on the Radio” di bawah naungan penerbit
Bukune. Tidak lama setelah buku tersebut terbit, seorang penyiar radio
menghubungi saya melalui direct message
di Twitter untuk mewawancarai saya perihal buku tersebut. Bayangkan jika saya
tidak punya akun Twitter, mungkin dia akan kesulitan menghubungi saya.
Mudah Menjalin Relasi
Dari
akhir tahun 2011 sampai Agustus 2016 kemarin, saya menjalani profesi sebagai
wartawan di berbagai media. Untuk bisa mewawancarai narasumber saya merasa
sangat terbantu dengan hadirnya media sosial. Cukup hubungi lewat media sosial
dan meminta kontak Whatsapp atau alamat e-mail
(surat elektronik), maka janjian untuk wawancara pun dapat dilakukan.
Menjalankan Bisnis Tanpa Harus Beranjak
dari Rumah
Saya
mempromosikan bisnis kecil saya di bidang penyedia jasa desain grafis, Meon
Design melalui setiap kanal media sosial yang saya punya. Dari sebuah posting-an tentang aktivitas saya di Path,
teman SMP saya kemudian meminta kontak Whatsapp saya dan memesan desain
sertifikat untuk acara kantornya. Dari promosi melalui tweet saya di Twitter,
seorang teman Twitter yang bahkan belum pernah saya lihat wajahnya di dunia
nyata memesan logo untuk website-nya.
Sangat menyenangkan bukan, berhubung saya sedang hamil, berbisnis tanpa harus
keluar rumah sangat membuat nyaman.
Belajar Ilmu Secara Gratis
Sejak
menikah saya tinggal terpisah dari ibu saya. Meski saya belum mahir memasak,
saya sangat terbantu dengan situs-situs yang menampilkan resep-resep memasak
dan jika ingin lebih jelas lagi, tinggal buka video tutorial di Youtube. Tidak
hanya masak, tapi apapun bisa dipelajari melalui internet. Di Youtube ada
banyak tutorial yang bisa dipelajari mulai dari melukis, photoshop, tutorial
kunci gitar, make up, kreasi jilbab dan lainnya. Berbagai tips juga bisa
ditemukan, mulai dari soal kecantikan, kesehatan, karir, hingga keuangan.
Mendapatkan Suntikan Motivasi Ketika Melihat Kesuksesan Orang Lain
Ketika
melihat teman yang mempromosiakan karyanya di media sosial dan melihat teman
yang sukses berjualan online, saya
sering merasa terpacu dan termotivasi untuk semakin menggali bakat yang saya
punya. Saya menjadikan pencapaian kesuksesan seseorang yang terdekteksi di
dunia maya bukan untuk diirikan tapi sebagai pembelajaran dan dorongan untuk
berusaha lebih giat.
Dapat Mengubah Pola Kerja Konvensional
Jika
bekerja pada umumnya harus berada di kantor, dan semacamnya, ketika menjadi
wartawan saya jadi bisa lebih fleksibel mengatur waktu dan lokasi bekerja. Setelah
tidak menjadi wartawan, saya bisa menjadi kontributor di media hanya dengan
mengirimkan email dan tidak perlu datang ke kantor. Tidak mustahil lambat laun
bekerja dengan cara seperti ini akan diadaptasi di banyak perusahaan.
Alternatif Terapi Kebahagiaan
Media
sosial bisa menjadi salah satu alternatif terapi di abad ini karena melalui
media sosial, kita bisa menyalurkan emosi yang tak tersalurkan di dunia nyata. Mengapa
menyalurkan emosi di media sosial yang berarti melibatkan masyarakat luas?
Karena sejatinya manusia ingin didengar, kalaupun tidak ada yang berkomentar
atau peduli, setidaknya dengan menulis perasaan dan emosinya kepada sosial
media, kita sudah berbicara kepada diri sendiri. Saya setelah hamil dan
memutuskan untuk berhenti dari kantor tempat saya bekerja, berhubungan dengan
teman-teman di media sosial menjadi hal yang penting. Saya merasa menjadi tidak
sendirian.
Saya
berharap akan ada lebih banyak orang lagi yang hidupnya merasa terbantu dengan
kecanggihan teknologi komunikasi, semakin banyak terjalinnya kolaborasi
kreatif, terbukanya peluang dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Semoga komunikasi
dan informasi dapat lebih mudah diakses oleh mereka yang tinggal di daerah
terpencil. Harapan ini akan menjadi keniscayaan, jika kesenjangan digital di
masyarakat mampu terjembatani dengan
baik.
Foto: Aprillia Ramadhina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar