Tahun
2015 telah mengajarkan saya banyak hal, melalui kejutan-kejutannya. Dan saya
bersyukur atas semua itu. Resolusi saya tahun 2015 yang saya yakini hanya ingin
menambah berat badan 5 kg, dan ternyata menjelang akhir 2015 berat saya naik
paling banyak 7 kg. Alhamdulillah. Ini daftar kejutan luar biasa yang
sebenarnya tidak masuk resolusi tapi membuat hidup saya menjadi penuh warna di
tahun 2015.
Melepas masa quarter life crisis
Dulu,
saya tidak terlalu menghiraukan apa itu quarter life crisis, sampai saya
mengalaminya sendiri. Perasaan cemas yang berlebihan, rasa khawatir yang luar
biasa besar akan masa depan, dan hal-hal lainnya yang jelas-jelas membuat jiwa
saya tidak stabil. Emosi saya kerap berganti drastis, saya merasa betul ada
yang tidak beres. Menjelang akhir 2014 saya kehilangan kekasih yang telah
berhubungan selama 4 tahun lamanya, tempat saya bekerja tutup, saya berusaha
menghidupi diri dengan bekerja serabutan. Di masa-masa sulit ini saya ditemani
seseorang yang mengiringi langkah saya, mendengar keluh kesah saya, sehingga
perlahan masa sulit itu terlewati dan jiwa saya kembali stabil.
Menjadi
freelancer selama setahun
Dulu,
sewaktu masih menjadi pekerja full time di satu tempat, saya penasaran sekali
ingin mencicipi bagaimana rasanya bekerja sambilan. Nyatanya keinginan saya
terwujud, saya resmi menjadi freelancer sejak bulan Oktober 2014 sampai
September 2015.
Mengenal dunia startup
Masih
terkait menjadi freelancer, saya mendapat tawaran untuk menjadi kontributor di
Hitsss.com, portal news baru di bawah naungan Mobiliari Group yang juga
membawahi majalah Indonesia Tatler. Di sini, saya cukup banyak mengulas profil
lagi, bidang yang saya senangi. Dan lebih dari itu saya berkenalan dengan dunia
startup, dan orang-orang di belakangnya. Di Hitsss, saya mendapat kesempatan
menulis tentang profil pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, pendiri Belowcepek,
Riana Bismarak, pendiri Tiket.com, Natali Ardianto, pendiri Nulisbuku, Ollie,
pendiri Sribu dan Sribulancer, Ryan Gondokusumo, pendiri Ceritera, Edward
Suhadi, pendiri Alvin T, Alvin Tjitrowirjo, pendiri Hello Motion, Wahyu Aditya,
pendiri Berrykitchen, Cynthia Tenggara, pendiri Cotton Ink, Ria Sarwono dan Carline
Darjanto dan para pekerja kreatif lain yang kece-kece, seperti kurator Asep
Topan, penulis skenario Haqi Achmad, desainer grafis Emte atau Muhammad Taufiq,
pemain bass Payung Teduh, Comi Aziz Kariko,
desainer mode Tex Saverio, aktor Chicco Jerikho, stand up comedian
Muhadkly Acho, musisi mudaTesla Manaf untuk hal ini saya berterima kasih kepada
mbak Dewi Irma atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan.
Menulis Press Release
Jadi
wartawan, biasanya nerima press release untuk suatu acara, di tahun ini saya
ngerasain jadi yang menulis press release untuk dibagiin ke wartawan. Seru!
Untuk hal ini saya berterima kasih sama Rhia Angrainy yang memberikan
kesempatan ini untuk saya.
Meluncurkan buku Turn on the Radio
Buku
ini mulai saya kerjakan sejak Oktober 2014, dan diluncurkan pada bulan Maret
2015. Sebelumnya saya tidak menyangka akan menerbitkan buku di tahun ini,
peluncurannya pun begitu mengesankan, saya duduk bersama narasumber-narasumber
di buku ini, penyiar dan mantan penyiar yang sukses! Bangga sekali melahirkan
karya ini, untuk ini saya merasa perlu berterima kasih kepada editor Bukune,
Edo, dan GM Oz Radio Jakarta, Addry Danuatmadja yang mempercayakan saya untuk
menulis dan menyelesaikan buku ini. Juga untuk semua narasumber (termasuk mas
Addry), Sogi Indra Dhuaja, Andhara Early, Nino “RAN”, Ringgo Agus Rahman, Petty
S Fatimah, Nico Siahaan, Choky Sitohang, Denny Chandra, Annisa Pohan, Icha
Rahmanti, Didit Maulana dan Kang Ganjar Suwargani, pendiri Oz Radio. Peluncurannya
keren, di Beezy Café, Jaksel, diliput media-media, agak grogi gimana gitu :D.
Menuliskan
catatan editor untuk buku fotografi Unseen Journey
Awalnya
hanya dari Twitter. Seorang fotografer bernama Yudha Gunawan atau yang juga
dikenal sebagai Yudha Apelgede, yang telah berkarir kurang lebih selama 15
tahun di bidang fotografi ngetweet kalau dia mau buat buku foto, dan setelah
mention-mentionan, dia pun meminta saya untuk membantu prosesnya membuat buku
tersebut, jadilah saya membantunya memilih foto, memberikan judul, dan akhirnya
membuatkan catatan editor.
Bekerja di majalah Asri
Ini
keberuntungan yang unik. Sewaktu kecil, saya sempat ingin menjadi arsitek, tapi
kemudian berubah haluan setelah semakin dewasa. Ketika hendak skripsi, saya
pernah mengajukan tema seputar arsitektur, tapi tidak saya lanjutkan, karena
waktu yang terlampau mepet saya lebih memilih menyelesaikan skripsi tentang
seni. Kini saya menjadi wartawan yang bekerja di media yang membahas
arsitektur, bahkan lebih dari itu, desain interior, taman, lingkungan, wisata,
seni, gaya hidup, dan tentu saja profil! Jadi saya bisa bertemu arsitek, dan
seniman, bahkan arsitek yang sekaligus seniman. Sungguh sebuah keberuntungan
yang menyenangkan.
Diwawancara radio
Nah untuk
yang ini memang agak norak sedikit saya, hahaha. Maklum, wartawan biasanya
kerjanya wawancarain orang, jadi pas dikasih tahu mau diwawancara, rasanya
seneng, dan canggung. Untuk yang satu ini saya terima kasih sama Arye penyiar
RRI Pro 2 Bengkulu yang menghubungi saya langsung untuk melakukan wawancara.
Mendirikan Meon Design
Ini yang juga paling menyenangkan di 2015, tepatnya di bulan Desember, justru di saat tahun 2015 akan berakhir. Saya bersama M. Arief Setiawan mendirikan Meon Design, untuk lebih jelasnya mengenai Meon Design, baca: Meon Design, Penyedia Jasa Desain Grafis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar