Tell me your secrets
And ask me your questions
Oh, let's go back to the start
-“The Scientist”, Coldplay
Mau lebaran seperti ini, banyak orang
yang mudik. Sejak kecil saya tidak pernah merasakan yang namanya mudik seperti
versi orang-orang kebanyakan, pergi ke tempat yang jauh, melintasi kota, pulau
dan semacamnya. Kakek saya (dari ayah) dulu sewaktu masih hidup tinggal di
Bekasi, Nenek (dari ibu) tinggal di Pamulang.
Paling hanya ke dua tempat itu kalau lebaran, itupun sewaktu mereka
masih hidup. Sekarang karena orangtua tinggal di Tangerang, mudik berarti
berada di rumah.
Sudah setengah bulan saya tidak kost
di Jakarta, saya pindahkan barang-barang semuanya ke Tangerang. Dan masih
banyak yang belum saya bongkar karena saya harus membereskan barang-barang di
rumah agar bisa memuat barang-barang pindahan saya.
Karena sedang berhalangan puasa saya
punya energi banyak untuk membereskan rumah. Di atas lemari yang berdebu, saya
membuang banyak hal yang tidak terpakai, mulai dari brosur-brosur entah apa,
sampai tas yang sudah layak dibuang.
Dari bersih-bersih barang-barang tak
terpakai itu tiba-tiba saya menemukan album foto orangtua saya dan beberapa
berkas-berkas ketika mereka masih kuliah dan baru lulus dari jurusan Akuntansi Universitas
Jayabaya. Ini beberapa hal yang mengejutkan saya:
1. Ibu saya, yang sejak kecil saya kenal
sebagai ibu rumah tangga, ternyata menulis tugas akhir berjudul “Tinjauan
terhadap Sistem Akuntansi Gaji dan Upah pada PT Jayamurni Sejahtera Jakarta”
yang membahas sistem upah buruh, prosedur pembayaran upah, upah langsung dan
tidak langsung, serta perhitungannya. Saya
memang tidak menemukan satu bentuk berkas yang utuh, hanya berbentuk outline.
Kini ia memang sudah tua, dan sejak punya anak, ia memang tidak bekerja. Tapi
saya salut, melihat ia pernah menulis tugas akhir semacam itu, ia bukan ibu
rumah tangga biasa.
2. Saya menemukan surat keterangan dari
SMA 8 Jakarta tempat ayah saya sekolah. Saya baru tahu bahwa ternyata ayah saya
lahir di Cilamaya, selama ini saya pikir ia lahir di Jakarta. Maklum, ia
meninggal sewaktu saya kelas 5 SD, dan saya tidak bertanya-tanya di kota apa
dia lahir. Di surat itu tertulis bahwa kakek saya merupakan karyawan di IAT
(Indonesia Air Transport). Saya baru tahu hari ini, karena ketika menjadi
kakek, ia lebih banyak melukis. Itu yang membuat saya menjadi gemar menggambar
sejak kecil. Sewaktu SMA, kakek yang punya ingatan kuat itu, masih ingat kalau
saya senang menggambar. Ia selalu bilang, “Kamu masih suka gambar? Sering main
ke rumah kakek, jangan hanya lebaran saja. Nanti kakek ajarin ngelukis.”
Tapi, nggak lama beliau meninggal. Sebelum
saya sempat belajar melukis darinya.
3. Di album foto ayah-ibu ketika mereka
masih pacaran, saya menemukan foto-foto mereka di pantai, di galeri dan di
kampus, dengan baju ala-ala tempo dulu. Di situ saya melihat ayah saya senang
bergaya di depan karya seni. Persis saya, anaknya.
like father, like daughter :)
kencan di galeri dan pantai, romantis banget yak bonyok gue :D
Semua hal yang saya sebutkan di atas,
baru saya ketahui hari ini. Saya merasa seperti bercakap-cakap dengan ayah saya
lagi. Ini lebaran ke-15 tanpa dia.
Selama ini saya berpikir keluarga
adalah orang-orang yang nggak akan pergi kemana-mana, sejauh apapun saya
berjalan. Sering atau tidaknya bertemu, kita tidak mungkin kehilangan. Bahkan ketika
mereka tidak lagi hidup bersama kita.
Tapi, kadang kita nggak sadar, bahwa
kita hanya mengenal keluarga kita dari permukaannya saja. Saya baru tahu nama
perusahaan tempat kakek saya bekerja, saya baru tahu ayah saya lahir di
Cilamaya, dan saya baru tahu judul tugas akhir ibu saya. Dan saya juga baru
tahu ayah saya suka berpose di depan karya seni, karena saya lebih mengenal
beliau sebagai akuntan di bank swasta selama belasan tahun dan aktivitas yang
sering saya lihat; ia hanya di depan komputer.
Hari ini saya berada di rumah, tapi saya melakukan perjalanan kepulangan yang lebih jauh, lebih dalam.
Saya mudik seperti kalian. Saya mudik
ke dalam diri saya dengan menelusuri jejak-jejak orangtua saya.
Mudik, membantu diri untuk mengenal
keluarga lebih dekat lagi, dan memahami mereka lebih dalam. Bagaimana pun caranya.
Tell me your secrets
And ask me your questions
Oh, let's go back to the start
Meski ada banyak pertanyaan yang tidak
bisa saya tanyakan pada mereka yang sudah tidak ada, setidaknya saya bisa
menanyakan banyak hal kepada orang-orang di sekitar saya, terlebih, kepada diri
saya sendiri.
Sedih memang, ketika memahami asal-usul hanya dari kepingan-kepingan ingatan yang terbatas dan dari sisa-sisa peninggalan yang tidak banyak.
Karena sejatinya warisan, ialah sebuah pemikiran.
Dan untuk menjadikannya dapat diteruskan, adalah dengan berupaya mengabadikannya.
Nobody said it was easy
No one ever said it would be so hard
I'm going back to the start
Saatnya pulang, dengan kembali ke awal.
Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan, selamat mudik,
kemanapun tempat kalian hendak pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar