Judul
Buku : Career First
Penulis : Maya Arvini
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2014
Tebal : 202 halaman
“Career First”, ketika melihat judulnya yang ada di benak Anda pastilah mengira buku ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang baru mengawali dunia kerja. Memang tidak sepenuhnya salah, tapi ketika Anda membaca tuntas buku ini, Anda akan tahu bahwa siapapun bisa membaca buku ini, baik yang baru menentukan langkah di dunia kerja atau yang sudah menjajaki karir. Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari apapun.
Bicara soal karir, bicara juga soal pengembangan diri, di sini Maya Arvini, menuliskan mengenai talent, passion dan life interest. Pentingnya mengenali bakat (talent), mengasahnya, kemudian menghidupkannya dengan semangat besar (passion) dan mengarahkannya pada ketekunan di satu bidang tertentu (life interest).
“Jika kita memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan passion dan life interest, maka setengah kesuksesan sudah ada dalam genggaman. Apa yang menjadi setengah lainnya? Tentunya kerja keras.” (hal: 37).
Menariknya Maya juga menyelipkan kisahnya menemukan hidden talent. Kemampuan tersembunyi ini menurut Maya akan ditemukan ketika Anda diceburkan ke dalam sistuasi yang sangat asing, memaksa Anda untuk melakukan apapun untuk bisa bertahan dengan mengerahkan seluruh akal dan kreativitas, sampai Anda menyadari telah melakukan sesuatu yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Bahasa yang digunakan Maya begitu enak dibaca dan tidak terkesan menggurui, lebih kepada bentuk tulisan sharing. Ia ceritakan pengalaman-pengalamannya di sini, dari mulai di bangku perkuliahan sampai pada akhirnya sukses berkarir di perusahaan TI terbesar dunia yakni IBM Indonesia dan Microsoft Indonesia. Dunia seputar karir dan pekerjaan memang yang paling banyak dibahas di buku ini, soal profesionalisme, mengasah skill, berkompetisi, company values dan business ethics, office politics, dan membangun aliansi juga pentingnya memiliki mentor.
Selain itu, Maya juga menghadirkan pemaparan tentang keseimbangan hidup dalam berkarir dan kehidupan personal, meski keseimbangan, menurut dia, tidak selalu harus berarti fifty-fifty atau 50% - 50%. Karena perbandingannya akan berbeda di tiap orang, tergantung toleransi yang mereka miliki dalam menghadapi kondisi.
“Hubungan antara dunia pribadi dan profesional begitu lekat sehingga saat salah satunya bermasalah, yang lain juga ikut terkena dampaknya.” (hal: 175).
Membaca “Carerr First” tidak seperti membaca buku motivasi yang penuh hal-hal bombastis dan mencengangkan atau nasihat yang melelahkan, membaca “Career First” seperti mendengar ajakan seorang teman untuk perlahan mengoreksi diri.
Penulis : Maya Arvini
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2014
Tebal : 202 halaman
“Career First”, ketika melihat judulnya yang ada di benak Anda pastilah mengira buku ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang baru mengawali dunia kerja. Memang tidak sepenuhnya salah, tapi ketika Anda membaca tuntas buku ini, Anda akan tahu bahwa siapapun bisa membaca buku ini, baik yang baru menentukan langkah di dunia kerja atau yang sudah menjajaki karir. Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari apapun.
Bicara soal karir, bicara juga soal pengembangan diri, di sini Maya Arvini, menuliskan mengenai talent, passion dan life interest. Pentingnya mengenali bakat (talent), mengasahnya, kemudian menghidupkannya dengan semangat besar (passion) dan mengarahkannya pada ketekunan di satu bidang tertentu (life interest).
“Jika kita memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan passion dan life interest, maka setengah kesuksesan sudah ada dalam genggaman. Apa yang menjadi setengah lainnya? Tentunya kerja keras.” (hal: 37).
Menariknya Maya juga menyelipkan kisahnya menemukan hidden talent. Kemampuan tersembunyi ini menurut Maya akan ditemukan ketika Anda diceburkan ke dalam sistuasi yang sangat asing, memaksa Anda untuk melakukan apapun untuk bisa bertahan dengan mengerahkan seluruh akal dan kreativitas, sampai Anda menyadari telah melakukan sesuatu yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Bahasa yang digunakan Maya begitu enak dibaca dan tidak terkesan menggurui, lebih kepada bentuk tulisan sharing. Ia ceritakan pengalaman-pengalamannya di sini, dari mulai di bangku perkuliahan sampai pada akhirnya sukses berkarir di perusahaan TI terbesar dunia yakni IBM Indonesia dan Microsoft Indonesia. Dunia seputar karir dan pekerjaan memang yang paling banyak dibahas di buku ini, soal profesionalisme, mengasah skill, berkompetisi, company values dan business ethics, office politics, dan membangun aliansi juga pentingnya memiliki mentor.
Selain itu, Maya juga menghadirkan pemaparan tentang keseimbangan hidup dalam berkarir dan kehidupan personal, meski keseimbangan, menurut dia, tidak selalu harus berarti fifty-fifty atau 50% - 50%. Karena perbandingannya akan berbeda di tiap orang, tergantung toleransi yang mereka miliki dalam menghadapi kondisi.
“Hubungan antara dunia pribadi dan profesional begitu lekat sehingga saat salah satunya bermasalah, yang lain juga ikut terkena dampaknya.” (hal: 175).
Membaca “Carerr First” tidak seperti membaca buku motivasi yang penuh hal-hal bombastis dan mencengangkan atau nasihat yang melelahkan, membaca “Career First” seperti mendengar ajakan seorang teman untuk perlahan mengoreksi diri.
*dimuat di Jurnal Nasional, Selasa 15 Juli 2014
http://www.jurnas.com/news/143139/Berkarir-Genggam--Passion--danJalani--Life-Interest----2014/1/Hiburan/Rupa-Rupa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar